"Kamu jadi manusia yang istikamah. Wong denger musik aja terus lupa. Sing disalahi musiknya. Gimana sih. Yang lupa kan kamu kok musiknya yang salah," cecar Cak Nun dengan nada mulai meninggi.
Menurut Cak Nun yang lemah diri tapi mengapa musik yang disalahkan.
"Yang lupa kamu karena kamu gampang terpengaruh," kata Cak Nun.
Dicecar Cak Nun dengan nada tinggi, mahasiswa itu mulai gugup.
Baca Juga:Disinggung Pernyataan Uki Soal Musik Haram, Respon NOAH Langsung Ngegas!
Dengan terbata-bata, ia kemudian bertanya mengenai pandangan Cak Nun terhadap musik.
Cak Nun lalu mengambil alat pukul gamelan.
"Ini halal (Cak Nun memukulkan alat pukul ke gamelan). Sini kalo ke kepalamu haram," ujar Cak Nun sambil menunjuk alat pukul gamelan ke mahasiswa tersebut.
Hadirin tertawa lalu bertepuk tangan mendengar logika Cak Nun mengenai haramnya alat musik.
"Piye toh. Kok ada barang itu haram. Yang haram itu babi, khinzir, maisyir. Yang lain ga haram," tegas Cak Nun.
Baca Juga:Keras! Ustadz Ahong Lawan Uki Eks NOAH soal Musik Haram: Ini Sudah Over Dosis
Kata Cak Nun, keharaman sesuatu itu terjadi karena perilaku orangnya bukan alat yang digunakan.
"Mosok saya bunuh orang pakai pisau, trus pisau haram ngono.Piye iki," ujar Cak Nun sambil mengarahkan alat pukul gamelan ke jidatnya.
"Makanya nomor satu itu alat menjadi orang Islam itu bukan Quran, bukan syariat, bukan fikih, bukan kitab, bukan hadis. Alat utama akalmu, pikiranmu," jelas Cak Nun dengan nada tinggi berapi-api sambil menunjuk mahasiswa tersebut.
Cak Nun tampak terlihat emosi. Ia terus memandangi mahasiswa tersebut.
"Ga terima, duel kita," kata Cak Nun lalu tertawa.
Menurut Cak Nun, Alquran dan hadis hanyalah alat bukan subyek. Subyeknya adalah akal pikiran, logika dan analisis manusia.