SuaraLampung.id - Bank Indonesia menyatakan perekonomian Lampung terus memperlihatkan perbaikan di tengah pandemi COVID-19. Meskipun masih dalam fase kontraksi, pertumbuhan ekonomi Lampung memperlihatkan perbaikan.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Lampung Budiharto Setyawan, di Bandarlampung, pada triwulan I 2021 ekonomi Lampung terkontraksi sebesar minus 2,10 persen (yoy)
Itu lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar minus 2,26 persen (yoy).
Realisasi pertumbuhan triwulan I tercatat jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I 2020 sebesar 1,74 persen (yoy).
Baca Juga:Pasien Covid-19 Meninggal di Lampung Bertambah 31 Orang
Realisasi pertumbuhan pada triwulan I 2021 lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera (minus 0,86 persen/ yoy) dan nasional (minus 0,74 persen/yoy).
"Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan I 2021 berdasarkan atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konsumen (ADHK) masing-masing sebesar Rp88,39 triliun dan Rp59,10 triliun," ujar ia.
![Sejumlah warga memadati Pasar Cibinong di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/7/2021). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/04/52624-kepadatan-pasar-tradisional-saat-penerapan-ppkm-darurat.jpg)
Konsumsi rumah tangga, memiliki pangsa terbesar terhadap perekonomian Lampung, dengan terkontraksi seiring berlangsungnya pembatasan sosial.
Hal ini, antara lain dipengaruhi oleh adanya pembatasan jam operasional kegiatan usaha pusat perbelanjaan.
"Selain itu, kegiatan sekolah belajar dari rumah (daring)tetap dilaksanakan. Kontraksi yang lebih dalam terjadi pada konsumsi pemerintah, disebabkan penurunan pertumbuhan realisasi belanja pegawai APBN dan APBD. Selain itu, terjadi penurunan realisasi belanja barang dan jasa APBN dan APBD. Sebagaimana pola tahunannya, konsumsi pemerintah cenderung rendah pada awal tahun," ujar Budiharto. (ANTARA)
Baca Juga:PPKM Darurat, Pemprov Lampung Perketat Penyekatan di Pelabuhan Bakauheni