Presiden Jokowi Harus Hindari Pertimbangan Politis Memilih Panglima TNI

Presiden perlu menghindari pertimbangan-pertimbangan yang bersifat politis dalam pemilihan Panglima TNI

Wakos Reza Gautama
Rabu, 23 Juni 2021 | 17:15 WIB
Presiden Jokowi Harus Hindari Pertimbangan Politis Memilih Panglima TNI
Presiden Jokowi harus hindari pertimbangan politis dalam memilih Panglima TNI. [Presidenri.go.id]

SuaraLampung.id - Direktur Imparsial Gufron Mabruri berharap Presiden Joko Widodo memilih calon panglima TNI yang mampu menjalankan agenda reformasi TNI

Menurut Gufron, hingga kini reformasi TNI masih berjalan di tempat. Karena itu penting bagi Jokowi untuk memilih Panglima TNI yang mampu menjalankan agenda reformasi tersebut. 

Kandidat Panglima TNI yang dipilih oleh presiden diharapkan tidak hanya mampu mendorong arah pembangunan TNI yang semakin kuat dan profesional, tetapi juga memiliki komitmen untuk menjalankan agenda reformasi TNI yang belum dijalankan.

Proses reformasi TNI yang telah dimulai sejak 1998 hingga kini memang telah menghasilkan sejumlah capaian positif, seperti pencabutan dwi-fungsi ABRI, larangan bagi TNI untuk berpolitik dan berbisnis, dan lain sebagainya.

Baca Juga:Inspeksi Rusun Nagrak, Anies: Hanya untuk Isolasi Pasien COVID-19 Tanpa Gejala

Namun demikian, proses tersebut masih jauh dari selesai dan masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang penting, seperti reformasi sistem peradilan militer, penghapusan komando teritorial dan lain-lain.

Selain itu, bagi Gufron Panglima TNI selanjutnya memiliki rekam jejak bebas dari pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.

"Kami menilai, calon Panglima TNI yang baru juga harus memiliki komitmen terhadap perlindungan dan pemajuan HAM," kata Gufron dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (23/6/2021) dilansir dari ANTARA.

Gufron mengatakan presiden perlu mempertimbangkan rekam jejak, prestasi, serta komitmen terhadap reformasi TNI setiap kandidat.

Presiden perlu menghindari pertimbangan-pertimbangan yang bersifat politis dalam pemilihan Panglima TNI karena akan berdampak pada konsolidasi dan profesionalisme TNI itu sendiri.

Baca Juga:KSAL Laksamana Yudo Margono: Indonesia Perlu Sistem Pertahanan Negara Militer

Gufron berharap presiden harus memastikan bahwa Panglima TNI yang baru terbebas dari catatan pelanggaran HAM serta tidak punya potensi menghambat proses penyelesaian kasus pelanggaran HAM.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini