SuaraLampung.id - McDonald's Indonesia disebut tidak memenuhi standar kesehatan hewan yang baik dalam penggunaan produknya. McDonald's Indonesia menggunakan telur dari ayam yang dikurung dalam kandang baterai sempit sepanjang hidup mereka.
Hal ini mendapat protes dari Koalisi LSM internasional Act for Farmed Animals. Koalisi LSM meminta McDonald's Indonesia berhenti menggunakan telur dari ayam yang dikurung dalam kandang baterai sempit.
Sikap Koalisi LSM internasional Act for Farmed Animals dituangkan dalam papan reklame di pintu masuk jalan Malioboro, tujuan wisata terkenal di Yogyakarta, dan di Jalan Sudirman, di seberang restoran McDonald's tertua di kota Yogyakarta.
Organisasi tersebut menyatakan McDonald's Indonesia tidak menerapkan standar kualitas yang sama di Indonesia seperti yang mereka lakukan di Amerika Utara dan Eropa, di mana McDonald's di sana memiliki kebijakan yang berkomitmen untuk tidak membeli telur yang bersumber dari industri peternakan kandang baterai.
Baca Juga:LSM Asing Minta McDonald's Perlakukan Hewan Secara Lebih Baik di Indonesia
“Kurangnya komitmen kebijakan telur bebas kandang baterai di Indonesia mengekspos adanya standar ganda McDonald’s. Mereka sebagai perusahaan multinasional besar, dan di Indonesia harusnya juga memiliki standar etis dan keamanan pangan yang sama, seperti yang mereka miliki di Eropa,” ungkap Anggodaka Manajer Kampanye Act For Farmed Animals, koalisi antara LSM Sinergia Animal dan Animal Friends Jogja, yang bekerja untuk mengakhiri praktik terburuk dalam industri peternakan ditulis Selasa (22/6/2021).
Kandang baterai merupakan sistem produksi telur secara intensif, dimana beberapa ayam dikurung dalam kandang kecil, dan setiap dari mereka menghabiskan hidup dalam ruang yang lebih kecil dari selembar kertas A4, tidak dapat berjalan dengan bebas atau mengepakkan sayap mereka sepenuhnya.
Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan mereka mengalami penyakit dan patah tulang.
Selain itu, menurut beberapa penelitian terbesar yang pernah dilakukan, jenis produksi ini memiliki risiko kontaminasi yang lebih tinggi dengan Salmonella, bakteri yang bisa berakibat fatal.
“Peralihan ke telur bebas kandang baterai juga dapat menunjukkan adanya peningkatan dalam hal keamanan pangan,” jelas Anggodaka.
Baca Juga:Tak Bisa Lagi Ambil Sepuasnya, Wanita Ini Selalu Bawa Saus Sendiri saat ke McDonald's
Karena masalah kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, kandang baterai konvensional telah dilarang di beberapa negara, termasuk Uni Eropa. Namun, di Indonesia, sebagian besar dari 166 juta ayam di industri peternakan, dipelihara di kandang baterai.
- 1
- 2