Febri pun menyebut semua itu adalah perjalanan cerita tentang dagelan kasus Harun Masiku. Ia mengakhiri kritikannya dengan penuh pertanyaan mengapa KPK tidak serius menangkap buronan kasus korupsi tersebut.
"Itulah perjalanan cerita tentang 'dagelan' kasus Harun Masiku," tegas Febri.
"Kenapa Pimpinan KPK tidak serius menangkap Harun Masiku? Apakah terkait dengan nama politikus lain yang muncul di persidangan?," tutupnya.
Cuitan Febri itu langsung dibanjiri komentar oleh warganet. Banyak dari mereka yang mendukung pernyataan Febri dan mengkritik kinerja KPK sekarang ini.
Baca Juga:Kasus Pengadaan Tanah di Munjul, KPK Telisik Proses Awal Pembelian Lahan
"Kalau orangnya ada di Indonesia, ngapain bikin red notice ke NCB? Dagelan banget nih rezim ruwaibidhah," komen warganet.
"Momentum yang pas. Biar kelihatan langkahnya. Tidak mau di bilang melemahkan KPK lewat TWK. Sekaligus menjawab pertanyaan publik. Sudah kebaca arahnya bang. Pencitraan," tambah yang lain.
"Harun Masiku masih buron tapi kok lama ya? Apa sengaja dilindungi oleh partai dan negara?," tanya warganet.
"Mungkin kedepan Harun Masiku bakal tertangkap supaya terkesan KPK new dianggap lebih bisa kerja, tapi nantinya yang bikin greget mungkin proses pengadilannya dan hukumnya. Takutnya juga bukti pentingnya udah banyak yang hilang atau dirobek seperti kasus yang pernah rame apalagi penyidiknya orang lain," kata warganet.
"Maklumin ajalah bang. Namanya juga dilindungi. Tapi kalau ketangkap bisa kaya bendahara itutuhh. Kebuka semuanya," ujar warganet.
Baca Juga:Eks Jubir KPK Bongkar 'Dagelan' Harun Masiku: Dicari atau Dibiarkan Lari?
"Setelah penyidik yang 'gak bisa dibina' tersingkir dan diganti penyidik baru mungkin bisa 'disetting' maka diambil langkah yang seolah-olah gercep," sahut warganet.