SuaraLampung.id - Putus cinta dari Kaesang Pangarep, membuat psikis Felicia Tissue terganggu. Felicia sampai harus dibawa ke psikolog untuk konsultasi kondisi kejiwaannya.
Meilia Lau, ibu Felicia Tissue, mengaku sampai harus membawa anaknya berkonsultasi dengan psikolog di Singapura pascaputusnya hubungan cinta sang anak dengan Kaesang.
"Saya sudah berkonsultasi kepada dokter psikologi di Singapura mengenai hal ini," ujarnya dilansir dari Suara.com.
"Betapa beratnya beban mental seorang putri kecilku yang aku timang-timang saat bayi dan kubesarkan hingga dewasa dengan penuh kasih," kata Meilia Lau.
Baca Juga:Ibu Sebut Mental Felicia Terganggu Ditinggal Kaesang Pangarep
Meilia Lua juga tak terima dengan komentar pakar ekspresi mengenai perilaku ghosting. Pakar ekspresi itu menyebut ghosting adalah perilaku biasa.
"Ada seorang pakar ekspresi wajah dan bekas magician mengatakan ghosting sudah biasa. Mereka mungkin bukan psikolog, jadi bisa dimaklumi komentarnya," kata Meilia Lau di Instagram, Jumat (12/3/2021).
Meilia Lau mengingat kembali bagaimana Kaesang Pangarep tiba-tiba menghilang tanpa ada kabar.
Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue yang setiap hari berkomunikasi melalui video call, mendadak tak bisa dihubungi.
"Semua no telepon tidak bisa dihubungi. Ganti nomor dan beberapa nomor lain juga tidak menjawab," ucap Meilia Lau.
Baca Juga:Curhat Terbaru Ibu Felicia Tissue: Betapa Berat Beban Putri Kecilku
Hal itu jelas membuat sang putri dilanda kegalauan dan bingung.
"Bisa anda bayangkan ketika jarak beda negara dan pandemi saat ini. Tiba-tiba dia (Felicia Tissue) diperlakukan seperti itu!" kata ibu Felicia Tissue ini.
Sebagai ibu, Meilia Lau jelas merasa khawatir. Apalagi anaknya termasuk dalam tipe sosok yang pendiam dan kerap memendam masalahnya.
Kekinian, ia merasa bersyukur karena perempuan lulusan universitas di Singapura tersebut sedikit membuka diri.
"Bersyukur dia sangat dekat dengan kakaknya. Pada pada akhirnya dia bicara ke saya apa yang dirasakan," katanya.
Meilia Lau berharap dengan postingan tersebut, para orangtua yang bernasib sama dengannya bisa mengambil pelajaran. Bahwa, separah apapun cobaan, orangtua harus berada di dekat anak-anak mereka.
"Agar derita dia (anak-anak) adalah tanggung jawab kita juga," kata Meilia Lau.