SuaraLampung.id - wacana pemotongan insentif bagi para tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien COVID-19 ditanggapi Ketua DPRD Bandar Lampung Wiyadi.
Ketua DPRD Bandar Lampung Wiyadi berharap tidak ada pemotongan insentif bagi tenaga kesehatan Covid-19. Jika ini dilakukan, menurut Wiyadi, akan menurunkan semangat kerja para tenaga kesehatan.
"Kita harapkan itu tidak terjadi dan sekiranya itu dapat direvisi kembali," kata politisi PDIP tersebut, Jumat (5/2/2021) dilansir dari Antara.
Menurutnya, pemerintah harus mengoreksi terlebih dahulu wacana tersebut sebab bagaimana pun saat ini grafik pasien yang terpapar COVID-19 di semua wilayah masih terbilang tinggi.
Baca Juga:Satgas Covid-19: Pemotongan Insentif Nakes Masih Dibahas Pemerintah
"Sedangkan para nakes ini kan yang merawat pasien COVID-19, yang juga memiliki risiko tinggi terpapar virus tersebut. Kalau insentifnya dipotong nantinya dapat mengurangi semangat mereka bekerja," kata dia.
Kemudian, lanjut dia, terkait adanya keluhan rumah sakit swasta yang klaimnya belum terbayarkan, seharusnya pemerintah pusat langsung dapat cairkan apabila semua persyaratannya telah terpenuhi.
"Kalau emang betul rumah sakit tersebut telah tervalidasi dan semua syarat telah terpenuhi sekiranya Pemerintah mencairkan klaimnya karena ini juga untuk keberlangsungan mereka dalam merawat pasien COVID-19 secara optimal," kata dia.
Sementara itu, Ketua IDI Cabang Bandarlampung, dr Aditya M Biomed, mengatakan seharusnya pemerintah dapat bijaksana dalam melihat permasalahan ini.
"Kalau saya pribadi tidak ambil pusing, karena emang insentif saya juga baru dibayarkan hingga bulan Juli 2020, tapi alangkah kasihan nakes-nakes yang berharap dari uang insentif itu kalau dipotong, sebab kan para nakes ini bekerja dengan penuh resiko," katanya.
Baca Juga:Kasus Harian COVID-19 Capai 300, DIY Pertanyakan Pemotongan Insentif Nakes