Wismoyo Arismunandar, Sosok Jenderal yang Pernah Meremehkan SBY

Saat menjadi KSAD, Wismoyo Arismunandar pernah 'mengerjai' Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Wakos Reza Gautama
Kamis, 28 Januari 2021 | 11:49 WIB
Wismoyo Arismunandar, Sosok Jenderal yang Pernah Meremehkan SBY
Jenderal Wismoyo Arismunandar bersama SBY [repro buku SBY Sang Demokrat]

SuaraLampung.id - Kabar duka datang dari dunia militer Indonesia. Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Kamis (28/1/2021). Wismoyo meninggal dunia karena sakit. 

Selama kariernya sebagai tentara, jabatan tertinggi Wismoyo Arismunandar adalah menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Saat menjadi KSAD, Wismoyo Arismunandar pernah 'mengerjai' Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketika itu SBY masih berpangkat Letnan Kolonel. Cerita ini dikisahkan dalam buku biografi SBY berjudul "SBY Sang Demokrat" karya Usamah Hisyam dkk. 

Saat itu Wismoyo Arismunandar membuka seleksi para perwira yang ingin menjadi komandan brigade. SBY mengikuti seleksi karena ia belum pernah menjadi komandan brigade. 

Baca Juga:Mantan Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar Wafat karena Sakit

Satu per satu perwira calon komandan brigade menghadap Wismoyo Arismunandar. Tiba giliran SBY. Wismoyo pun mempersoalkan postur tubuh SBY yang dinilainya terlalu gemuk. 

Saat itu berat badan SBY 82 kilogram. Sementara Wismoyo Arismunandar meminta syarat 79 kilogram. 

"Kamu masih mau jadi Danbrig atau tidak?" tanya Wismoyo ke SBY. 

"Siap, masih ingin Jenderal!" tegas SBY. 

Wismoyo lalu menantang SBY untuk menurunkan berat badannya. SBY menyanggupinya. SBY meminta waktu dua minggu untuk menurunkan berat badannya agar kembali ideal. 

Baca Juga:Mantan Kasad Wismoyo Arismunandar Tutup Usia karena Sakit

"Berapa lama?" tanya Wismoyo. 

"Siap, dua minggu," jawab SBY. Jawaban SBY membuat Wismoyo Arismunandar dan para jenderal lain tertawa.Mereka tak percaya SBY bisa menurunkan berat badannya dalam waktu dua minggu. Biasanya untuk menurunkan berat badansecara aman butuh waktu berbulan-bulan. 

SBY tak peduli. Ia tetap berupaya keras menurunkan berat badannya. SBY menemui dokter gizi bernama Rachmat Sugih. 

Dokter Rachmat menyarankan SBY diet dengan makan pagi hanya beberapa sendok, begitu juga makan siang dan makan malam. SBY hanya diperbolehkan memakan apel, tempe dan tahu sesuai takaran sang dokter. 

Dalam waktu dua minggu, berat badan SBY berhasil turun. Presiden ke-6 RI ini kembali ke Mabes AD. Beberapa jenderal yang melihat penampilan SBY terkaget.

Wismoyo akhirnya mengangkat SBY sebagai Komandan Brigade Infanteri 17/Kujang I Kostrad. 

Wismoyo memuji SBY sebaga perwira yang setia. 

"Kamu salah satu perwira taat pada perintah atasan. Saya puji kamu," ujar Jenderal Wismoyo Arismunandar. 

Tidak kali itu saja Wismoyo memplonco SBY sebelum menempati jabatan. Ketika Wismoyo menjadi Kepala Staf Kodam Udayana, SBY juga dikerjai Wismoyo. 

SBY yang berpangkat Mayor ditugaskan menjadi Komandan Batalyon Infantri 744, batalyon pemukul Kodam Udayana di Timor Timur (sekarang bernama Timor Leste).

SBY menghadap Brigjen Wismoyo. Lagi-lagi Wismoyo mempersoalkan fisik SBY. Kali ini Wismoyo meragukan kemampuan SBY memimpin batalyon di daerah operasi karena warna kulit. 

Masa itu, kulit SBY kuning bersih. Warna kulit yang kuning bersih mengesankan SBY tidak pernah memimpin pasukan berlatih di lapangan.  

"Danyon kok kulitnya kuning. Danyon itu harus hitam. Kalau tidak, nanti diragukan anak buah," ujar Wismoyo.  Wismoyo tidak langsung menyetujui SBY pergi ke Dili untuk menjadi Danyon. 

Wismoyo menyuruh SBY melatih para bintara Kodam Udayana di Resimen Induk Infanteri Kodam (Rindam) Udayana. 

"Menghadap ke Komandan Rindam. Latih dulu itu para bintara. Nanti kita evaluasi. Kalau hasilnya bagus, boleh berangkat ke Dili," papar Wismoyo. 

Setelah melihat hasil latihan yang dipimpin SBY, barulah Wismoyo mengizinkan SBY berangkat ke Dili untuk menerima jabatan Komandan Batalyon Infanteri 744. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini