SuaraLampung.id - Di era Orde Baru, Golkar begitu berkuasa. Di bawah arahan Presiden Soeharto, Golkar menjelma menjadi kekuatan politik yang memiliki pengaruh besar dalam sistem politik Indonesia.
Saking kuatnya Golkar di era Orde Baru, pengaruhnya masuk ke tubuh institusi TNI yang dulunya bernama ABRI.
Sampai-sampai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal R Hartono menyatakan secara terbuka bahwa setiap anggota ABRI adalah kader Golkar di tahun 1996.
Ketika itu R Hartono datang ke acara Temu Kader Golkar bersama Ketua DPP Golkar Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut Soeharto, anak sulung Presiden Soeharto.
Baca Juga:5 Jenderal Bintang 3 Berebut Kursi Kapolri, DPR Belum Terima Supres Jokowi
Acara berlangsung di Lapangan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Mengenakan baju safari abu-abu ditutup jaket kuning Golkar, R Hartono memberikan pidato di hadapan sekitar 5 ribu kader Golkar.
Hadir di acara itu Kasospol ABRI Letjen Syarwan Hamid, Asisten Teritorial KSAD Mayjen Suparman, dan Pangdam Diponegoro Mayjen Subagyo.
Dalam pidatonya R Hartono berujar bahwa setiap anggota ABRI adalah kader Golkar.
“Di balik hijau baju tentara, setiap anggota ABRI adalah kader Golkar. Jadi anggota dilarang ragu-ragu mendukung Golkar. ABRI dan Golkar sejak awal hidup tidak pernah terpisah, dan yang akan datang tidak boleh berpisah,” tegas R Hartono sambil menunjuk Danrem Solo Kolonel Slamet Supryadi yang mengenakan seragam tentara.
Baca Juga:Urai PR Kapolri Baru, KontraS Soroti Pelanggaran HAM Oleh Oknum Kepolisian
![Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan pidato politiknya pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Jakarta, Selasa (3/12). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/12/04/42314-munas-golkar.jpg)
Menjelang pemilu 1997, menurut Letjen (Purn) Johanes Suryo Prabowo di dalam buku biografinya berjudul "Si Bengal Jadi Jenderal" banyak pejabat curi start kampanye.