Pengadilan Akhir Tahun Kaum Emak-emak: Ada Pembohong di Pilpres 2019

Pengadilan akhir tahun ini menurut Rocky Gerung telah memutuskan adanya pembohong di pilpres 2019 lalu.

Wakos Reza Gautama
Kamis, 31 Desember 2020 | 18:45 WIB
Pengadilan Akhir Tahun Kaum Emak-emak: Ada Pembohong di Pilpres 2019
Rocky Gerung. (Suara.com/Novian)

SuaraLampung.id - Pengamat Politik Rocky Gerung menyatakan ada pengadilan akhir tahun politik dari kelompok emak-emak.

Pengadilan akhir tahun ini menurut Rocky Gerung telah memutuskan adanya pembohong di pilpres 2019 lalu. 

Siapakah orang yang diputuskan berbohong oleh pengadilan akhir tahun dari kaum emak-emak?

Rocky Gerung menanggapi soal bergabungnya Sandiaga Uno dalam pemerintahan Jokowi. 

Baca Juga:Daftar Legenda Eropa Meninggal Dunia di 2020, Salah Satunya Mentor Messi

Keputusan Sandiaga Uno menerima tawaran menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengundang reaksi negatif dari para pendukungnya. 

Di media sosial tersebar undangan webinar dari pendukung Prabowo-Sandi pada pilpres lalu. Undangan itu mengatasnamakan Aliansi Rakyat Terbohongi Capres-Cawapres.

Undangan itu mengajak eks relawan Prabowo-Sandi terutama kaum emak-emak untuk menuntut  kepada Prabowo-Sandi mengembalikan uang sumbangan dana kampanye bagi pasangan Prabowo-Sandi. 

Undangan konsolidasi itu rencananya akan digelar secara virtual lewat aplikasi Zoom pada 2 Januari 2021. 

Bagi Rocky Gerung, hal ini adalah fenomena menarik.

Baca Juga:Bacaan Doa Akhir Tahun dalam Bahasa Latin

"Bahwa Indonesia punya kecambah untuk menghasilkan politik yang bermutu. Yaitu orang menuntut konsistensi dari orang penjanji investasi," ujar Rocky Gerung dilansir Suaralampung.id dari YouTube Rocky Gerung Official berjudul "PENDUKUNG PRABOWO-SANDI TERTIPU INVESTASI POLITIK BODONG".

Sebagaimana diketahui saat pilpres 2019, pasangan Prabowo-Sandi banyak didukung emak-emak.

Emak-emak itu sampai rela menyisihkan uangnya demi kemenangan Prabowo-Sandi.

"SAya anggap bahwa politik emak-emak dulu itu datang dengan yang disebut voluntarisme at all cost. Jadi betul-betul dompet mereka disisihkan yang hak anaknya untuk jajan untuk Prabowo-Sandi," ujar Rocky Gerung.

Menurut dia, fenomena emak-emak menyumbang dana kampanye bukan hal main-main.

Karena itu ketika pasangan Prabowo-Sandi malah memilih bergabung dengan pemerintah, membuat perasaan emak-emak ini tersakiti. 

"Lain kalau dana itu diperoleh dari konglomerat, dari partai, dari cukong maka tidak ada protes. Tapi karena dana itu origin datang dari persediaan terakhir dari emak-emak ini menyakitkan. Karena itu pertaruhan moral sebetulnya," ucapnya.

Rocky Gerung menyamakan hal ini dengan investor bodong yang menjanjikan profit nyari konsumen tiba-tiba dia bawa kabur uangnya.

"Sama persis. Problem moralnya sama merasa ditipu," tukas Rocky.

Rocky Gerung tidak mempermasalahkan jumlah yang yang dituntut emak-emak untuk dikembalikan, karena menurutnya itu hanyalah simbol.

"Bukan soal jumlah, ini soal share terhadap demokrasi, share terhadap humanity, share terhadap justice.  Ini akan diingat sejarah bahwa Indonesia pernah punya motif sangat kuat untuk menghasilkan politik bersih," sambungnya.

Rocky mengaku tahu apa yang dirasakan kaum emak-emak itu setelah melihat tokoh yang didukungnya malah ikut bergabung ke kubu musuh.

"Ada juga emak-emak yang kumpulkan uang Rp 100 ribu,Rp 50 ribu di seluruh Indonesia. Itu akhirnya menjadi kekecewaan. Kekecewaan itu betul-betul datang dari nurani yang tergores yang dilukai oleh janji. Itu sebetulnya semangat inti demokrasi seperti itu, tuturnya.

Menurut Rocky, mereka ingin agar supaya kekuasaan itu diadili dengan akal dan moral.

"Emak-emak ini adalah pengadilan akal dan moral. Jadi inilah pengadilan akhir tahun yang akan memutuskan dan telah diputuskan ada pembohong di dalam pilpres kemarin sama seperti investasi bodong," ucap Rocky Gerung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini