Lima Perkara Pelanggaran Pilkada di Lampung Disidik Kejaksaan

Kejaksaan merilis terdapat puluhan kasus pelanggaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun ini yang diprosesnya.

Tasmalinda
Jum'at, 11 Desember 2020 | 17:08 WIB
Lima Perkara Pelanggaran Pilkada di Lampung Disidik Kejaksaan
Warga memasukkan kertas suara yang sudah dicoblos ke dalam kotak suara di TPS 005 Desa Ibul Besar III, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir. (matakamera/fornews.co/mushaful imam)

SuaraLampung.id - Pihak Kejaksaan menyatakan tengah memproses 94 perkara pelanggaran pemilu yang terjadi pada Pilkada 2020. 
  
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Leonard Ebenezer Simanjuntak di Jakarta, Jumat, mengatakan pelanggaran tersebut kini ditangani oleh 26 Kejaksaaan Tinggi. 

Ia menegaskan kejaksanaan bersama Badan Pengawas Pemilu dan Polri tergabung dalam Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) berkomitmen mengawal penanganan berbagai kasus dugaan pelanggaran pesta demokrasi pada Pilkada ini.

Dalam kesempatan itu, Leonard mengatakan kasus yang ditemukan beragam. "Contohnya di Kabupaten Pangkep, di mana ASN diduga tidak netral karena mengunggah foto paslon nomor urut 2. Foto itu juga disertai pesan agar warga tidak lupa mencoblos calon kepala daerah yang dimaksud," kata Leonard.

Sementara itu, dari total 94 kasus tersebut, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan berada di urutan teratas dengan menangani 12 kasus pelanggaran pilkada.

Baca Juga:Catherine Wilson Pasrah Didakwa sebagai Pengedar

Berikutnya, Kejati Maluku Utara dengan delapan kasus. Diantaranya kasus di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Anggota DPR RI Achmad Hatari yang sedang reses dilaporkan karena menghadirkan wakil paslon nomor urut 1, kemudian foto bersama dengan gestur satu jari.

Kejaksaan Tinggi Riau juga menangani tujuh laporan, diantaranya adanya video yang disebar melalui pesan percakapan WhatsApp.

Pesan itu berisi konten dukungan oleh Kepala Desa Talang Jerinjing di Kabupaten Indragiri Hulu terhadap salah satu paslon bupati/wakil bupati nomor urut 2.

Pelanggaran tersebut juga ditemukan oleh jajaran Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan dengan enam perkara.

"Contohnya Kepala Desa Pasar Baru di Kabupaten Tanah Bumbu kedapatan menghadiri kegiatan kampanye sembari mengenakan kaos paslon nomor urut 1 dan sekaligus membagikan kaos itu kepada peserta kampanye," tutur Leonard.

Baca Juga:Kasus Video Syur Mirip Gisel, Kejati DKI Siapkan 2 Jaksa Peneliti

Kejati lain yang ikut menangani laporan dugaan pelanggaran pilkada ialah Maluku (6), Jawa Barat (5), Papua (5), Lampung (5), Kalimantan Timur (4), Sulawesi Tengah (4), Gorontalo (4), Sulawesi Utara (4), Jawa Tengah (3), Sulawesi Barat (3), NTB (3), Jawa Timur (2), Sumatera Barat (2), Kalimantan Utara (2), dan Sulawesi Tenggara (2).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini