- Dua manuskrip kuno Lampung ditetapkan sebagai Ingatan Kolektif Nasional 2025
- Naskah Poerba Ratoe menceritakan sejarah dan adat Lampung
- Manuskrip Ingok Perjanjian Kita berisi kesepakatan manusia dan alam
SuaraLampung.id - Dua manuskrip kuno kebanggaan Provinsi Lampung secara resmi telah ditetapkan sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) 2025 oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI.
Usulan cerdas ini datang dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam melestarikan warisan leluhur.
"Ini bukan hanya kebanggaan bagi Lampung, tapi juga motivasi besar untuk terus melestarikan dan memperkenalkan khazanah naskah kuno kita kepada masyarakat luas," ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Fitrianita Damhuri, Jumat (24/5/2025).
Penetapan ikon ini menegaskan posisi naskah Nusantara sebagai denyut nadi pengetahuan, identitas budaya, dan memori kolektif bangsa.
Fitrianita berharap, penghargaan ini akan menyulut kembali semangat masyarakat Lampung untuk menjaga naskah kuno sebagai sumber ilmu, identitas, dan kebanggaan budaya.
Nah, siapa sajakah dua "bintang" baru dalam daftar Ingatan Kolektif Nasional ini?
1. Naskah Poerba Ratoe (Kabupaten Lampung Timur)
Isi: Sebuah ensiklopedia mini tentang sejarah, administrasi, hukum adat, hingga sistem pemerintahan masyarakat Lampung di masa lalu.
Penulis: Sang maestro, Poerba Ratoe, putra asli Labuhan Ratu Induk. Beliau bukan hanya penulis, tapi juga tokoh adat, kepala kampung, hingga Kepala Distrik XIII di era 1910-an.
Baca Juga: Waspada! Puluhan SPPG di Bandar Lampung Belum Kantongi Izin Kesehatan
Detail: Ditulis dengan Had Lampung berbahasa Lampung Pepadun di atas kertas Eropa. Total 108 halaman, ditulis antara tahun 1907-1915. Sebuah jendela ke masa lalu yang detail dan menawan!
2. Manuskrip "Ingok Perjanjian Kita" (Museum Lampung)
Usia: Diperkirakan dibuat pada abad 17-18 Masehi. Wow, super tua!
Media: Bukan kertas biasa! Naskah ini ditulis di atas kulit kayu Halim yang unik, berbentuk seperti akordeon, dengan 40 lembar.
Bahasa: Multilingual. Tertulis dengan Had Lampung, berbahasa Lampung, Melayu Kuno, bahkan Bahasa Banten.
Isi: Secara garis besar, menceritakan perjanjian mendalam antara manusia, roh halus penguasa hutan, dan alam.
Kedua manuskrip ini adalah bukti konkret betapa kaya dan beragamnya warisan budaya Lampung. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
PTBA dan Kejati Lampung Teken PKS Bantuan Hukum untuk Perkuat Pengawasan Proyek Strategis
-
Promo Sarapan Murah di Alfamart! Keju, Roti, Sereal dan Selai Turun Harga Hingga 30 Persen
-
Belanja Hemat Akhir Tahun! Anlene, Dancow, Ovaltine Turun Harga Besar-Besaran di Alfamart
-
Charm, Softex hingga Laurier Diskon Besar Saat Terbaik untuk Stok Pembalut Nyaman Berkualitas
-
Cashback Gajian Indomaret Rp5.000 Tanpa Syarat, Belanja Rp50.000 Langsung Untung Besar