- Akun TikTok bernama “kementrian.agama.id” menawarkan umrah gratis
- Hasil cek fakta, informasi itu hoaks
- Kemenag tidak pernah memberikan program umrah gratis
SuaraLampung.id - Sebuah akun TikTok bernama “kementrian.agama.id” membuat heboh dengan janji manis paket umrah gratis tanpa biaya sepeser pun.
Unggahan yang muncul pada Jumat (5/9/2025) ini tak tanggung-tanggung, menawarkan kuota terbatas untuk 5.000 orang saja, lengkap dengan desakan "AYO SEGERA DAFTAR SEBELUM TERLAMBAT".
Bayangkan, sebuah tawaran menggiurkan yang mampu membius ribuan orang. Terbukti, hingga Senin (22/9/2025), video tersebut telah disukai 28.700 kali, dibanjiri 4.500 komentar, dan dibagikan ulang 6.900 kali.
Benarkah Kementerian Agama (Kemenag) RI sedang bagi-bagi rezeki nomplok berupa paket umroh gratis?
Penelusuran Fakta
Dikutip dari laman turnbackhoax.id, tim Mafindo menelusuri dengan kata kunci "Paket umroh gratis dari Kementerian Agama RI" langsung mengarahkan pada fakta mencengangkan.
Kementerian Agama RI melalui akun Instagram resminya, kemenag_ri, telah berulang kali menegaskan pada Minggu (8/3/2025) bahwa TIDAK PERNAH mengadakan program umrah gratis semacam itu. Ini adalah bantahan resmi yang seharusnya menjadi lampu merah bagi siapapun yang melihat tawaran tersebut.
Lalu, bagaimana dengan video yang digunakan? Apakah itu video asli dari Kemenag? Melalui penelusuran Google Lens, terungkap bahwa video yang digunakan oleh akun TikTok palsu tersebut mirip dengan unggahan akun Instagram kemenag_ri pada Kamis (31/10/2024).
Ternyata, konteks asli video tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan umrah gratis. Video itu merekam momen kunjungan Menteri Agama Nasaruddin Umar ke ruang kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Tujuannya? Memastikan suasana kerja yang kondusif, bukan untuk mengumumkan program fantastis yang tak pernah ada.
Baca Juga: Terbang Langsung ke Tanah Suci: Mimpi Lampung yang Terbentur Landasan dan Anggaran
Ini adalah taktik klasik para penipu. Mengambil konten asli dari lembaga resmi, lalu memanipulasinya dengan narasi palsu untuk menjebak korban. Sebuah "impostor content" yang cerdas namun jahat.
Modus operandi akun TikTok “kementrian.agama.id” ini semakin jelas menunjukkan indikasi penipuan. Tautan pendaftaran yang dicantumkan di bio profilnya tidak mengarah ke laman resmi Kementerian Agama (kemenag.go.id).
Alih-alih mendapatkan informasi resmi, warganet justru diminta mengisi asal provinsi dan nomor handphone yang konon terhubung dengan akun Telegram.
Ini adalah alarm bahaya! Permintaan data pribadi seperti nomor telepon dan asal provinsi, apalagi yang diarahkan ke platform chatting seperti Telegram, sangat rentan disalahgunakan.
Data ini bisa menjadi pintu gerbang bagi penipuan selanjutnya, mulai dari spam, penawaran palsu lainnya, hingga potensi pencurian identitas. Ini adalah modus operandi umum dalam skema phishing untuk mengumpulkan data korban.
Kesimpulan Tegas: Ini Penipuan Murni!
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
Terkini
-
Pulau Pisang di Pesisir Barat, Destinasi Sunyi dengan Ombak Favorit Peselancar
-
7 Pantai di Pesisir Barat Lampung yang Relatif Sepi dan Terasa Lebih Privat
-
Cuma Rp1-3 Juta untuk Liburan ke Pahawang, Rincian Biaya Hemat bagi Traveler
-
BGN Siapkan Sanksi Finansial bagi SPPG yang Abaikan Standar Dapur MBG
-
BGN Ingatkan Mitra dan Yayasan Tingkatkan Kepedulian terhadap Sekolah Penerima MBG