Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 07 September 2023 | 16:04 WIB
Warga Desa Sukanegara, Tanjung Bintang, Lampung Selatan, memprotes keberadaan perusahaan stockpile batu bara. [Lampungpro.co]

SuaraLampung.id - Ratusan warga Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, menggelar aksi unjuk rasa, Kamis (7/9/2023).

Warga protes keberadaan delapan perusahaan stockpile batu bara yang debunya menganggu kehidupan warga setempat.

Ada pun delapan perusahaan tersebut yakni PT Hasta Dwiyustama (HDL), PT Surya Bukit Energy (SBE), PT Rindang Asia Energi (RAE), PT Garuda, PT ASP, PT Tambang Mulya Jaya, PT. BAS, dan PT. PSM.

Kamsari, warga setempat, mengatakan, sudah sejak setahun ini ia bersama warga lainnya mengeluhkan dampak debu dari stockpile batu bara yang sering menempel di rumahnya.

Baca Juga: Polisi Gerebek Lokasi Pembuatan Pupuk Palsu di Kalianda, 3 Orang Jadi Tersangka

"Sudah setahun ini warga sering sakit flu karena hidung tersumbat, lalu sehari bisa tiga kali nyapu rumah karena debunya menguap dan menyebar, di rumah itu kelihatan hitam debunya saat menempel di kaki," kata Kamsari dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.

Sementara itu, warga lainnya bernama Sapinah juga mengeluhkan hal yang sama, terkait keberadaan banyaknya stockpile batu bara di wilayahnya. Sapinah berharap ada kompensasi dari pihak perusahaan.

"Debunya masuk ke seluruh bagian rumah sampai perabotan rumah tangga, bahkan makanan yang disimpan di dalam lemari juga terkena debunya, apalagi di kursi tiap hari disapu terus," ujar Sapinah.

Menurut Sapinah, warga selama ini hanya panen debu tanpa ada kompensasi apapun dari pihak perusahaan. Oleh karenanya, para warga berharap ada kebijaksanaan dari perusahaan.

Kebijaksanaan itu meliputi bantuan pangan, pemeriksaan kesehatan, hingga pengobatan gratis, karena warga sering batuk dan flu menghirup debu beracun, bahkan air bersih juga kena dampaknya.

Baca Juga: Sebanyak 42 Orang WN China Ditangkap di Dua Pulau, Diduga Terlibat Love Scamming

Sementara itu, Kepala Desa Sukanegara, Heri Tamtomo menjelaskan, warganya menuntut perusahaan stockpile batubara di wilayahnya untuk membagikan 300 karung beras isi 5 Kg perbulan, dan memberikan uang untuk kepentingan dusun Rp10 juta sebagai dana CSR.

Kemudian meminta pihak perusahaan untuk tidak mengurangi upah buruh bongkar muat, hingga rutin melakukan penyiraman debu yang melintasi Desa Sukanegara dan sekitarnya.

"Warga melakukan ini sebenarnya sesuai dengan janji mereka saat hendak beroperasi, namun tidak terealisasi sama sekali, maka itu pemicu bergerak," jelas Heri Tamtomo.

Menurut Heri, setelah didemo warga, pihak perusahaan menandatangani kesepakatan bersama warga, dan berjanji merealisasikan tuntutannya.

Apabila pihak perusahaan mengingkari, maka warga akan kembali beraksi dan pemerintah desa akan menyegel hingga menutup stockpile.

Load More