SuaraLampung.id - Teripang satwa laut yang biasa hidup di areal lumpu selama ini dilihat sebagai satwa yang tidak ada nilai ekonominya.
Namun di tangan pemuda asal Lampung Timur bernama Yulianto, teripang menjadi bernilai ekonomi tinggi.
Berkat kreativitas Yulianto mengolah teripang menjadi bahan makanan, ia mampu menghasilan pundi-pundi rupiah.
Tidak hanya berguna untuk dirinya, usaha teripang yang ia geluti menyerap tenaga kerja di Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.
Baca Juga: Ayam Panggang Bu Mis, Ayam Panggang Paling Lezat Sejagat Purbalingga
Usaha Yulianto di bidang kuliner teripang bermula ketika bermain ke wilayah Jawa dan bertemu dengan seorang investor.
Dari investor itu, Yulianto jadi tahu bahwa teripang memiliki nilai jual tinggi dan bisa dijadikan kuliner kelas ekspor.
Ia lalu teringat di tempatnya tinggal di Desa Sukorahayu banyak terdapat teripang sehingga muncullah keinginan untuk mengolah teripang menjadi bahan makanan.
"Di kampung saya belum ada yang tahu bahwa binatang itu bisa dijadikan sumber penghasilan. Dari situ saya menjalani bisnis tersebut," kata Yulianto.
Berbekal sedikit ilmu pengolahan teripang yang ia dapat, Yulianto mempraktekkan di tempat tinggalnya yaitu di Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai.
Baca Juga: Ragam Kuliner Adat Nusantara yang Unik: Datang dari Kalimantan Hingga Maluku
Yulianto membeli teripang dari nelayan seharga Rp1,2 ribu per kilogram. Lalu untuk mengupas teripang, dia memperkerjakan tetangga sekitar terutama kaum ibu-ibu.
"Awalnya tetangga sekitar dan nelayan heran, untuk apa saya membeli teripang sebanyak itu sementara selama ini hewan yang terlihat menjijikan itu dibiarkan begitu saja hidup di areal lumpur laut," ucap Yulianto.
Pria dua anak ini langsung memperkerjakan 40 orang tetangganya sebagai pengupas teripang. Upah untuk pengupas Rp800 per kilogram.
Apa yang dilakukan Yulianto ini sempat warga setempat heran dan membuat mereka bertanya-tanya karena usaha yang dilakoni Yulianto sedikit aneh.
"Pokoknya nelayan, pekerja pengupas heran, tapi saya diam saja karena ini bisnis yang penting saya dapat untung," kata dia sambil tersenyum saat menceritakan awal usahanya itu.
Teripang yang baru dia beli dikupas lalu direbus. Setelah perebusan selesai dilakukan perendaman garam selama tiga hari.
Berita Terkait
-
Ayam Panggang Bu Mis, Ayam Panggang Paling Lezat Sejagat Purbalingga
-
Ragam Kuliner Adat Nusantara yang Unik: Datang dari Kalimantan Hingga Maluku
-
5 Rekomendasi Kuliner Khas Solo, Kamu Wajib Coba!
-
Wai Thai Food, Cita Rasa Thailand yang Praktis Bisa Dipesan dan Diantar Langsung ke Rumah
-
Resep Ayam Goreng Kari, Gurih Rempahnya Bikin Ketagihan
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
- Beathor Suryadi Dipecat usai Bongkar Ijazah Jokowi? Rocky Gerung: Dia Gak Ada Takutnya!
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Hasil RUPS LIB: Liga 1 Super League, Liga 2 Jadi Championship
-
5 Rekomendasi HP Murah Memori 256 GB Harga di Bawah 2 Juta, Terbaik Juli 2025
-
Timnas Putri Indonesia Gagal, Media Asing: PSSI Cuma Pakai Strategi Instan
-
8 Pilihan Sepatu Gunung Hoka: Cengkeraman Lebih Kuat, Mendaki Aman dan Nyaman
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
Terkini
-
Festival Krakatau Geger! 12 Tupping Keratuan Darah Putih Kembali Muncul Setelah 3 Dekade
-
Festival Krakatau 2025 Masuk Kalender Pariwisata Nasional! Apa yang Baru?
-
Sopir Travel Dibunuh karena Sakit Hati Ini Kronologi Lengkap Perampokan di Lampung Selatan
-
El-Bhara Bikin Paul Munster Merinding! Antusiasme Suporter Jadi Modal Bhayangkara FC di Liga 1
-
Stadion Sumpah Pemuda Bikin Pelatih Bhayangkara FC Kagum