SuaraLampung.id - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman pernah berseteru dengan sejumlah kelompok Islam seperti Front Pembela Islam (FPI).
Ketika menjadi Pangdam Jaya, Jenderal Dudung memerintahkan prajuritnya mencopot baliho-baliho bergambar Habib Rizieq Shihab.
Sejak itu Jenderal Dudung diserang dengan tuduhan sebagai jenderal anti-Islam karena dianggap tidak pro terhadap kelompok Islam.
Di tengah tudingan anti-Islam, Jenderal Dudung membuat kebijakan yang justru menunjukkan keberpihakannya terhadap umat Islam.
Sebagai KSAD, Jenderal Dudung membuka jalur khusus santri untuk menjadi prajurit TNI Angkatan Darat.
Nilai Islam ternyata lekat dalam kehidupan seorang Dudung Abdurachman dimana ini bisa dilihat dari garis keturunannya.
Jenderal Dudung mengaku ia adalah keturunan salah satu walisongo yang menyebar agama Islam di Pulau Jawa.
"Kebetulan saya keturunan ke-15 dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati," ujar Dudung dikutip dari YouTube DIALOG INDONESIA.
Menurut Dudung, ayahnya adalah orang asli Cirebon. "Nenek bapak itu Nyai Hindun keturunan 15 Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)," ujarnya.
Baca Juga: Buka Liga Santri PSSI, KASAD Jenderal Dudung: Kelak Jadi Kebanggan bagi Pesantren
Sebagai bentuk bukti kecintaannya terhadap Islam, Dudung membangun Masjid di Cirebon yang diberi nama Masjid Syarif Abdurachman.
Nama Syarif Abdurachman itu diambil dari nama Sunang Gunung Jati Syarif Hidayatullah dan Syekh Abdurachman.
"Syarif dari Syarif Hidayatullah. Abdurachman nya ini karena saya keturunan Syekh Abdurachman. Syekh Abdurachman itu adalah keturunan Sunan Gunung Jati atau keponakan Sunan Gunung Jati. Jadi nama saya Abdrucahman itu diambil dari Syekh Abdurachman itu," jelas alumnus Akmil tahun 1988 ini.
Dudung mengaku sejak masih berpangkat kapten sudah bercita-cita membangun masjid di Cirebon karena tidak ada masjid besar di sana.
"Jadi waktu saya kecil sering dibawa orang tua saya nyekar di sini setiap malam Jumat kok tidak ada masjid. Berangan-angan pengen membangun masjid jadi zaman pangkat kapten, mayor, bintang 2 perasaan kok sulit karena tanahnya terbatas," kata dia.
Setelah dirinya menjadi KSAD, Dudung mengetahui adanya tanah Korem kurang lebih 3 hektare di Cirebon.
Berita Terkait
-
Buka Liga Santri PSSI, KASAD Jenderal Dudung: Kelak Jadi Kebanggan bagi Pesantren
-
Ada Makam Ulama Guru Pendiri NU di Kompleks Militer, Jenderal Dudung Ambil Langkah Ini
-
Gaya Kepemimpinan Jenderal Dudung yang Bikin Prajurit Happy: Tidak Ada Marah-marah Murka
-
Cerita KSAD Dudung, Pernah Ditegur Tamtama Sampai Kue Klepon Ibunya Jatuh Berserakan
-
Tak Segan Copot Komandan Satuan yang Ambil Hak Prajurit, Jenderal Dudung: Jangan Kaya Kapal Keruk
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bupati Lampung Tengah Kena OTT KPK dari Partai Apa? Ardito Ternyata Baru Gabung Golkar
-
Bupati Lampung Tengah Kasus Apa? KPK Ungkap Dugaan Suap Rp 5,7 Miliar hingga Penahanan
-
KPK Tangkap Lima Orang Terkait OTT Bupati Lampung Tengah, Begini Awal Kejadiannya
-
Cek Fakta: Viral Video TNI Tangkap Kapal Malaysia Pengangkut Emas Ilegal, Benarkah Terjadi?
-
Belanja Hemat Akhir Tahun! Harga Sabun, Deodoran, Pasta Gigi & Body Lotion di Indomaret Anjlok