Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 30 Juni 2022 | 15:36 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Iriana Jokowi meninjau kondisi kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin, Ukraina, Rabu (29/6/2022). Ada perbedaan antara kunjunga Jokowi dan Suharto ke negara perang. [Laily Rachev-Biro Pers Sekretariat Presiden]

SuaraLampung.id - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negara yang tengah perang berkecamuk Ukraina mendapat sorotan dari publik. 

Isu keamanan Presiden Jokowi ke Ukraina menjadi pembahasan para pengamat karena situasi Ukraina yang sedang menghadapi invasi Rusia.

Beruntungnya kunjungan Jokowi ke Ukraina berjalan lancar tanpa ada insiden apapun yang dikhawatirkan sejumlah pihak.

Sebenarnya Jokowi bukan Presiden RI pertama yang berkunjung ke negara yang sedang berperang. Sebelumnya Presiden Suharto pernah melakukan hal serupa. 

Baca Juga: Jokowi ke Moskow Naik Pesawat untuk Bertemu Presiden Putin

Di tahun 1995, Suharto berkunjung ke Bosnia yang tengah dilanda perang dengan Serbia. 

Pengamat Militer Connie Rahakundini menilai ada perbedaan mendasar dari kunjungan Jokowi dan Suharto ke negara perang

Connie mengaku lebih khawatir terhadap keamanan Presiden Jokowi di Ukraina karena itu ia sempat menyarankan ke Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar Jokowi tidak berkunjung ke Kiev. 

"Kenapa saya khawatir? Ukraina ini menjadi mandala perang yang aneh. Bukan antara dua negara antara Rusia dan Ukraina tapi antara negara global melawan Rusia. Ada juga aktor-aktor lain yang bisa bermain Neo Nazi atau apapun," kata dia dikutip dari YouTube Kompas TV. 

Walau Presiden Jokowi sudah dikawal 39 personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang berkualifikasi tinggi, tetap saja mereka hanya bisa menghalau kekuatan senjata ringan

Baca Juga: Viral Lagi Sosok Laki-laki Mirip Presiden Jokowi, Kali Ini Kegep Asyik Makan Mi Ayam

"Yang saya khawatirkan artileri berat, bisa jarak jauh, presisi kemudian yang paling menyeramkan perang ini, sederhana drone yang bisa dibeli di mal tapi dibekali bom. Hal itu yang mesti dihitung," kata Connie. 

Load More