Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 29 Juni 2022 | 17:12 WIB
Ilustrasi kandidat capres 2024 hasil survei. Ipang Wahid membongkar biaya fantastis capres di 2024. [Istimewa]

"Kan resminya kampanye enam bulan setelah pendaftaran. Berarti 6 bulan kali Rp100 miliar berarti Rp600 miliar," tegas Akbar Faizal.

"Kalo 6 bulan tapi kan mainnya dari sekarang. Kita mau spend berapa dari sekarang, kan tergantung napasnya aja. Di atas langit ada langit. Apalagi yang awareness nya masih rendah-rendah," ujar Ipang. 

Dalam pemenangan capres, Ipang menyebut ada tiga hal yang menyokong yaitu operasi udara, operasi darat dan operasi politik. 

Operasi udara adalah strategi para capres bermain di ranah media baik media konvensional seperti media massa maupun media sosial. 

Baca Juga: Anis Matta Sebut Ada Partai Mau Berkuasa Dengan Cara Jual Tiket Capres

Sementara operasi darat adalah dengan cara langsung turun ke masyarakat memperkenalkan capres dan operasi politik adalah meminta dukungan dari ormas, tokoh, dan partai politik. 

Menurut Ipang kebutuhan tiga operasi ini berbeda-beda nilainya belum lagi ditambah adanya operasi Hari H. 

"Kalau dibilang media, bukan cuma media bikin konten, ada media beritanya ada online, tv dan segala macam terus ada pembuatan konten dan placement nya. Media salah satunya suka ga suka adalah tv," kata dia.

Penggunaan media tv itu menurut Ipang harus dilakukan bagi capres yang tingkat keterkenalannya rendah.

"Kalau keterkenalannya rendah, tv itu mau ga mau harus. karena penonton sinetron ibu-ibu banyak," ujar Ipang.

Baca Juga: Sindir Parpol Lain Cuma 'Jualan Tiket', Anis Matta Puji Keberanian PDIP-PKB Dorong Kader Sendiri jadi Capres

"Satu tayangan di tv Rp50 juta per 30 detik, 10 spot aja itu uda Rp500 juta per hari. Belum tahu efektif. Tapi kalo Rp500 juta per hari satu bulan uda Rp500 miliar. Itu baru tv doang belum placement-placement lain," ucap anak dari Sholahuddin Wahid ini.

Load More