Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 24 April 2022 | 18:14 WIB
Ayah pekerja migran asal Desa Bandaragung [Suara.com/Agus Susanto]

SuaraLampung.id - Dua pekerja migran asal Desa Bandaragung,  Bandar Sribhawono, Lampung Timur, Endi Setiawan dan Ferdi Dimas Saputra merasa tertipu atas janji agen pekerja penyalur. Keduanya kini berada di Turki dengan penghidupan yang susah karena pekerjaan yang dilakoni tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

Kedua orang tua pun sangat berharap ada pihak yang bisa mmebantu kepulangan anak-anak mereka. Dikatakan orang tua  Endi Setiawan, Eko Karsito jika sebelum berangkat, anaknya dijanjikan akan diperkejakan di Negara Polanda, dengan penghasilan Rp10 juta perbulan.

Namun meski sudah berangkat, namun ternyata anaknya bukan ke negara Polandia, melainkan ke Turki. "Pekerjaan juga bukan karyawan seperti yang dijanjikan, tapi pekerja kasar dengan gaji kecil," ungkapnya kepada Suara.com, Minggu (24/4/2022).

"Anak saya dan kawannya di pekerjakan di Turki di sebuah pabrik sepatu, sehari diupah Rp120.000 dan seminggu hanya bekerja dua kalii," sambung Eko.

Baca Juga: Tri Suaka Minta Maaf Usai Parodikan Gaya Nyanyi Rizal Armada, Netizen: Lokak Susah Balek, Samo-samo Wong Sumsel

Mengetahui kenyataan ini, dia sebagai orang tua akhirnya risau dan khawatir. Bahkan ia sering mengirim uang kepada anaknya agar tidak kelaparan di Turki.

"Anak saya sering kasih tahu jika tidak bisa makan. Bayar tempat kos, membuat kami terus terpikir dan cemas," ungkapnya.

Eko mengakui sebelum anaknya berangkat dimintai biaya Rp 28 juta oleh pihak penyalur kerja. Setelah sampai Polandia, keduanya dipindah ke Turki, dan dimintai uang Rp10 juta lagi.

"Karena tidak ada pekerjaan pindah ke Turki dan diminta uang Rp10 juta," terang dia.

Orang tua pekerja migran lainnya, Sunarto (42) mengungkapkan nasib yang sama dialami anaknya.

Baca Juga: Diskes Sumsel Siapkan 21 Pos Pelayanan Kesehatan di Jalur Mudik Lebaran 2022

"Anak saya berangkat November, dengan tujuan Polandia, karena tidak ada pekerjaan pindah ke Turki bekerja di pabrik sepatu itupun hanya tiga bulan karena menyesuaikan paspor yang dimiliki yaitu paspor pelancong (turis)", terang dia.

Sunarto mengaku, anaknya dibawa oleh agen penyalur kerja di Kecamatan Bandar Sribhawono. "Saya sudah mau lapor ke Polisi tapi tidak boleh, alasannya nanti akan diurus secepatnya soal kepulangan anak saya".Kata dia.

Dikonfirmasi hal ini, Sub Koordinator Perlindungan UPTD BP2MI Provinsi Lampung Waidinsyah, membenarkan adanya pekerja migran asal Lampung yang berada di Turki.

"Ada empat PMI Indonesia yang di Turki yang sedang proses pemulangan, dari Lamtim 2 orang, Tulang Bawang 1 orang dan Way Kanan 1 orang," Kata Waidinsyah, Minggu (24/4/2022).

Kontributor : Agus Susanto

Load More