Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 23 April 2022 | 17:15 WIB
Ilustrasi Gus Miftah. Gus Miftah memandang perintah Jokowi membawa tanah dan air untuk IKN bukan klenik. [Dok.Matamata.com]

Padahal, kata Gus Miftah, perintah tersebut adalah bentuk pemahaman yang baik dari Presiden terhadap kearifan lokal dan budaya masing-masing daerah serta wujud dari komitmen untuk membawa persatuan.

Hal tersebut juga senada dengan konsep nasionalisme yang dikemukakan KH Hasyim Asy'ari melalui jargon hubbul wathon minal iman atau cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman.

Dalam jargon tersebut, kata Gus Miftah, konsep al waton atau negara yang diusung oleh KH Hasyim Asy'ari bukan negara itu sendiri, melainkan Tanah Air. Di dunia, konsep ini pun hanya diusung oleh Indonesia.

"Makanya, jangan kaget atau memiliki persepsi yang salah saat Pak Joko Widodo meminta para gubernur membawa tanah dan air dari daerahnya saat memulai pembukaan ibu kota baru di Kalimantan. Ini hebatnya Pak Jokowi, menurut saya, yaitu beliau memahami kearifan lokal dan budaya masing-masing daerah," kata Gus Miftah.

Baca Juga: Apa Dampak Larangan Ekspor Minyak Goreng yang Diberlakukan Jokowi?

Dengan demikian, kata dia, semangat yang dibawa dari langkah tersebut adalah semangat persatuan, bukan untuk menyekutukan Allah.

"Maka, kalau ada yang mengatakan Pak Joko Widodo syirik dan melakukan kelenik atau kegiatan perdukunan dengan meminta gubernur membawa tanah dan air, itu salah. Beliau membawa semangat persatuan," ucap Gus Miftah. (ANTARA)

Load More