Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 17 April 2022 | 13:28 WIB
Ilustrasi malam lailatur qadar. Apakah malam lailatul qadar hanya terjadi di bulan Ramadhan [Pixabay]

SuaraLampung.id - Malam Lailatul qadar merupakan malam yang paling mulia di seribu malam lainnya. Malam yang memiliki keutamaan. Sehingga, Allah pun merahasiakan waktu terjadinya.

Hal ini agar umat muslim terus berusaha untuk menemui malam tersebut dengan amalan saleh dan tekun. Lalu apakah bulan malam lailatul qadar hanya ada di bulan Ramadhan?

Sejumlah ulama menyebut lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan, meskipun tidak diketahui secara persis kapan waktunya. Bila diperhatikan kebiasaan Rasulullah, beliau sangat bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh terakhir Ramadhan.

Melansir website NU, Aisyah mengatakan, “Ketika memasuki sepuluh akhir Ramadhan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah,” (HR Al-Bukhari).

Baca Juga: Di Lampung, Melumpuhkan Begal Bakal Diganjar Penghargaan Kapolda

Dalam riwayat lain, Rasulullah memerinci lailatul qadar biasanya terjadi malam ganjil di sepuluh terakhir Ramadhan. Rasulullah berkata:

Artinya, “Lailatul qadar terjadi bulan Ramadhan saja, namun menurut Abu Hanifah juga bisa terjadi pada setiap bulan. Pendapat yang pertama ketat, sementara pendapat kedua lebih longgar.”

Argumentasi pendapat pertama sangatlah banyak. Terdapat  banyak dalil yang menjelaskan bahwa lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan.

Salah satunya adalah hadits yang dikutip di atas. Sementara argumentasi pendapat kedua, yang menyatakan lailatul qadar bisa terjadi tiap bulan bahkan tiap hari didasarkan pada ilham dan pengalaman spiritual.

‘Ali Al-Khawwas mengatakan:

Baca Juga: Pernyataan Kapolda Lampung Soal Penghargaan Masyarakat Melumpuhkan Begal, Ahli Forensik Ungkap Hal Ini

Artinya, “Lailatul qadar adalah setiap malam di mana manusia mendekatkan diri kepada Allah. Inilah dasar pendapat orang yang mengatakan lailatul qadar ada di setiap bulan. Saudaraku, Syeikh Afdhaluddin menceritakan bahwa ia melihat lailatul qadar pada bulan Rabiul Awwal dan Rajab. Karena itu, maksud ayat 'Inna Anzalnahu fi Lailatul Qadr' adalah malam pendekatan. Setiap malam yang bisa mendekatkan (hamba kepada Tuhan) adalah lailatul qadar.”

Pemahaman kelompok kedua terhadap lailatul qadar lebih umum daripada pendapat pertama. Mereka memahami bahwa lailatul qadar adalah setiap malam yang bias mendekatkan diri kita kepada Allah. Malam pendekatan itu tentu tidak hanya terjadi pada bulan Ramadhan, tapi juga bisa terjadi pada bulan lain. Bahkan dalam hadits disebutkan:

Artinya, “Rahmat Allah turun tiap malam ke dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Kukabulkan; siapa yang meminta kepada-Ku, akan Kuberi; siapa yang mohon ampun kepada-Ku, akan Kuampuni,” (HR Bukhari dan Muslim).

Hadits ini pun memperlihatkan rahmat Tuhan turun tiap hari, khususnya di pertengahan malam. Sebab itu, dianjurkan memperbanyak ibadah pada pertengahan malam.

Adapun kalau yang dimaksud lailatul qadar adalah bulan yang paling mulia dibanding seribu bulan, sebagaimana dipahami banyak orang, maka kemungkinan besar hanya terjadi di bulan Ramadhan.

Load More