SuaraLampung.id - Mantan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Prof Hamka (UHAMKA) Prof. Dr. Ir Tono Saksono mengkritik penggunaan kriteria baru Imkanur Rukyat (IR) lokal pada awal Ramadhan 2022.
Kriteria baru Imkanur Rukyat (IR) lokal disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Kriteria baru ini digunakan oleh Kementerian Agama dalam menentukan 1 Ramadhan 1443 Hijriah kemarin.
Tono Saksono mengatakan, penggunaan kriteria baru Imkanur Rukyat (IR) lokal pada awal Ramadhan 2022 adalah scientific blunder yang harus diperbaiki.
Baca Juga: Tradisi Maniliak Bulan Jamaah Tarekat Syattariyah di Sumbar
“Akibatnya umat Islam di ASEAN akan beribadah sekitar 12 jam lebih lambat daripada saudara Muslim yang ada di Benua Amerika dan Eropa. Subuhnya, terawehnya, puasanya itu hanya berlaku satu bulan saja, nanti Syawal kita balik lagi lebih awal. Itu adalah bukti anomali, itu adalah blunder,” kata Tono dalam Webinar ICMI ORWIL Jawa Tengah, yang diikuti secara daring di Jakarta, Sabtu (16/4/2022).
Secara bahasa, Imkanur Rukyat adalah mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal.
Tono menuturkan kriteria yang diterapkan seperti ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) itu, telah menyebabkan kalender umat islam menjadi kacau balau karena hilal yang harus di rukyah saat memasuki waktu magrib di wilayah lokal.
Umat Muslim di ASEAN pun terpaksa menjalankan ibadah puasa lebih lambat 12 jam dibandingkan dengan umat Muslim di Eropa maupun Amerika. Padahal, hilal di ASEAN sudah jauh lebih besar selama subuh pada 2 April 2022 lalu dan umat Muslim ASEAN dapat berpuasa 12 jam lebih awal.
Secara statistik, kelemahan pada kriteria itu juga terletak pada biasnya data-data yang digunakan pemerintah untuk melihat hilal dan lemahnya metodologi yang dipakai.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah, Salat dan Buka Puasa Kota Palembang, 3 April 2022
Menurut Tono, apabila pemerintah terus memaksa untuk mempertahankan kriteria yang dibuat MABIMS, umat Muslim tidak akan pernah memiliki kalender Islam yang baik dan dapat diterapkan secara serentak di seluruh dunia.
Berita Terkait
-
Berbeda dengan Indonesia, Arab Saudi Rayakan Idulfitri 1446 Hijriah Besok Minggu
-
Fix! Pemerintah Resmi Tetapkan Idul Fitri Senin 31 Maret 2025
-
TOK! Menteri Agama Umumkan Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah Jatuh pada Senin 31 Maret 2025
-
Ahli Hisab Kemenag Sebut Hilal Belum Terlihat, Kemungkinan Idul Fitri Hari Senin
-
Ijtimak Berbarengan dengan Gerhana Matahari Sebagian Jadi Penentu Keakuratan Hisab Awal Syawal
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
Terkini
-
Viral Tebar Lele Berujung Mutasi: Camat Palas Jadi Guru SD Usai Jalan Rusak Diprotes Warga
-
Rumah Kepala Ombudsman Lampung Dibobol Maling: Motor, Laptop, iPad Raib
-
Geger! Korupsi Tol Lampung Terungkap: Negara Rugi 66 Miliar, Waskita Karya Terseret?
-
Anggaran PSU Pilkada Pesawaran Kapan Cair? Ini Harapan KPU
-
Kisah Sukses: Ibu Rumah Tangga di Tapanuli Utara Ubah Nasib dengan Ulos, Kini Mendunia!