Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 31 Maret 2022 | 18:22 WIB
Polisi menyita barang bukti obat penggugur kandungan dari perawat dan bidan di Bengkulu Tengah, Bengkulu. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Seorang bidan dan perawat di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, ditangkap aparat kepolisian karena mengedarkan obat penggugur kandungan

Dua tersangka yaitu KD (27) yang bekerja sebagai perawat warga asal Kabupaten Bengkulu Tengah, dan bidan E yang bekerja di rumah sakit di Bengkulu Tengah. 

Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Welliwanto Malau mengatakan, perawat KD ditangkap di salah satu penginapan di Kelurahan Sukamerindu Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu.

Penangkapan tersebut bermula ketika tim opsnal melakukan penyelidikan tentang adanya peredaran atau penjualan obat keras penggugur kandungan yang di lakukan oleh seorang perawat yang berada di Kota Bengkulu.

Baca Juga: Sudah Selesaikan Autopsi, Polisi Ungkap Penyebab Kematian Bidan Sweetha dan Anaknya

Kemudian tim mendapatkan informasi bahwa pelaku dan dua orang temannya serta barang bukti berupa obat - obatan untuk mengugurkan kandungan ditemukan di salah satu penginapan di Bengkulu.

Lanjut Malau, berdasarkan keterangan pelaku KD bahwa obat tersebut didapatkan dari seorang bidan yang bekerja di rumah sakit Bengkulu Tengah dan langsung menangkap bidan E.

Atas penangkapan tersebut, pihaknya menyita barang bukti berupa tujuh butir obat misiprostol 200mcg,40 spet merek one med, dua wing Needie, tiga hansaplast merek Ultra fix.

Kemudian dua buah gubing, satu buah penjepit infus warna putih, satu botol alkohol merek pro injection, satu buah vitamin neoroson, satu buah vitamin.

Satu obat Keluarga Berencana (KB) merek andason, satu botol obat pitokin oxitocin, tiga buah sarung tangan warna putih, dua unit handphone, satu unit mobil dan uang tunai Rp 2,1 juta.

Baca Juga: Merinding, Video Perawat Lihat Penampakan Anak Kecil Viral di TikTok

Atas perbuatannya, pelaku terancam Pasal 196 junto 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun. (ANTARA)

Load More