SuaraLampung.id - Gejala yang paling banyak dialami oleh pasien Omicron adalah nyeri dan gatal pada tenggorokan.
Dokter Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengatakan di RSUP Persahabatan, sebanyak 63 persen pasien Omicron memiliki gejala batuk kering dan 54 persen nyeri tenggorokan.
Sedangkan pasien Omicron yang mudah letih memiliki angka sebesar 54 persen.
Menurut dr. Erlina, virus ini banyak berkembang di saluran napas bagian atas, sedangkan Delta berada di saluran napas bagian bawah dan paru-paru.
"Jadi sekitar 70 kali lebih banyak terjadi replikasi di saluran napas makanya gejala yang khas itu nyeri tenggorokan, gatal di tenggorokan, batuk dan hidung tersumbat, jarang sekali yang sesak napas," ujar dr. Erlina dalam webinar dikutip pada Jumat (4/2/2022).
"Beda sekali dengan Delta, Delta demam dan sesak napas karena banyak berkembang di paru-parunya," lanjutnya.
Selain batuk kering, nyeri tenggorokan dan mudah lesu, gejala umum yang dapat dijumpai pada varian Omicron adalah pilek/hidung tersumbat (27 persen), sakit kepala (36 persen), demam (18 persen) dan nyeri perut (5 persen). Sedangkan pasien yang tidak bergejala sekitar 35 persen.
Gejala umum ini dikatakan cukup ringan sehingga banyak yang mengabaikan dan cenderung menganggapnya sebagai flu biasa.
dr. Erlina mengimbau kepada masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika sudah menemukan beberapa gejala di atas agar teridentifikasi positif COVID-19 atau tidak.
Baca Juga: Gejala Terbanyak Pasien Covid-19 Varian Omicron Adalah Nyeri Dan Gatal Tenggorokan
"Kalau orang cenderung menganggapnya flu, dia akan abai dengan protokol kesehatan, kalau terkonfirmasi langsung berjaga-jaga dan langsung isoman. Jadi segeralah ke puskesmas, sebaiknya memang kita mengetahui bila ada keluhan bahkan walau hanya serupa flu," kata dr. Erlina.
Penularan Omicron berkali-kali lebih cepat dibandingkan dengan Delta. Akan tetapi, pemulihannya pun lebih cepat dibandingkan dengan varian lain.
Meski demikian, dr. Erlina menyarankan untuk tetap melakukan isolasi selama 10 hari.
"Karena gejala ringan, pemulihannya bisa lebih cepat. Jadi hari kelima sampai hari ketujuh biasanya sudah pulih dan sudah negatif. Tapi dari pedoman kita, baik itu Delta atau Omicron yang tanpa gejala, masa isolasinya tetap 10 hari," katanya. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
Pilihan
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
-
Persaingan Sengit Udinese vs Bologna Rekrut Jay Idzes: Bianconeri Siapkan Rp469 M
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga MacBook Air M4
-
Bocah 10 Tahun Jadi Korban Perampasan Motor di Bandar Lampung, Terseret Saat Melawan dan Luka-luka!
-
Waspada Jebakan Saldo Gratis, Ini 4 Link DANA Kaget Terbaru dan Cara Aman Hindari Penipuan!
-
Cek Nomor HP Kamu! Ambil Saldo Gratis Lewat 6 Link DANA Kaget Aktif 4 Juni 2025
-
Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila