Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 03 Februari 2022 | 11:47 WIB
Ilustrasi pencabulan. Guru ngaji cabuli bocah 12 tahun. [Suara.com/Rochmat]

SuaraLampung.id - Seorang karyawan perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit yang kesehariannya merupakan guru ngaji mencabuli seorang bocah perempuan berusia 12 tahun. 

Guru ngaji berusia 35 tahun ini kini sudah ditahan di Polres Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Kapolsek Telawang Ipda Rakhmat Effendi mengatakan, pelaku dan korban sudah saling kenal karena sama-sama tinggal di lingkungan perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut.

Kasus ini terungkap ketika ibu korban memeriksa telepon seluler sang anak.

Baca Juga: Bantah Melepas Tokoh Agama Tersangka Kasus Pencabulan, Polres Pamekasan: Tetap Kami Tahan

Ibu korban kaget karena melihat isi pesan singkat yang dikirim pelaku kepada anaknya berisi kalimat tidak pantas dan video porno.

Ibu korban kemudian menanyakan hal itu kepada sang anak. Saat itulah korban mengaku telah dicabuli oleh guru ngaji tersebut.

Tidak terima atas kejadian itu, orang tua korban melaporkan kasus tersebut ke Polsek Telawang. Tidak memerlukan waktu lama, polisi berhasil meringkus guru ngaji yang sehari-hari bertugas sebagai helper bus perusahaan tersebut pada Selasa (1/2/2022).

Hasil pemeriksaan, pelaku diduga sudah tiga kali melakukan tindakan asusila kepada anak di bawah umur tersebut. Tindakan tak senonoh itu dilakukannya di samping toilet masjid dan di rumah pelaku.

Sementara itu korban takut untuk menceritakan kejadian yang dialaminya kepada keluarganya. Hal itu pula yang diduga membuat pelaku berani dan mengulangi perbuatannya.

Baca Juga: Yusuf Alkaf Ditangkap atas Kasus Dugaan Pencabulan, Husin Alwi: Dia Ngaku-ngaku Habib, Bikin Malu

Orang tua korban dan karyawan lainnya tidak menyangka kejadian tersebut.

Hal itu lantaran perilaku terduga pelaku selama ini dinilai cukup baik, bahkan di sudah sekitar lima tahun mengajar mengaji untuk anak-anak setempat.

"Saat ini kasus akan terus kami kembangkan dan tidak menutup kemungkinan masih ada korban lainnya," demikian Rakhmat Effendi. (ANTARA)

Load More