Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 28 Januari 2022 | 17:10 WIB
Ilustrasi e-commerce. Penyebab masyarakat suka belanja online lewat e-commerce. [https://www.freepik.com/judithadelia]

SuaraLampung.id - Masyarakat Indonesia kini lebih memilih berbelanja online melalui platform e-commerce dibanding berbelanja langsung ke toko. 

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh IPSOS Indonesia pada akhir tahun 2021, terungkap alasan masyarakat lebih senang berbelanja lewat e-commerce.

Promo menjadi faktor terbesar bagi seseorang saat memilih platform e-commerce untuk berbelanja online. yakni sebesar 49 persen.

"Promotion itu masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi atau menjadi faktor pemicu dari para pengguna e-commerce. Promo di sini misalnya diskon atau gratis ongkos kirim," papar Gita Marino selaku Associate Director, OBV & CHP, Ipsos Indonesia saat konferensi pers virtual, Jumat (28/12022).

Baca Juga: Gaya Hidup Milenial Dan Generasi Z di Indonesia Disebut Payah, Ini Sebabnya

Menyusul promo, faktor kemudahan dan ketersediaan pilihan metode pembayaran juga menjadi faktor yang paling banyak dipertimbangkan oleh pengguna e-commerce, yakni sebesar 15 persen.

"Jadi misalnya, e-commerce yang menyediakan pilihan pembayaran yang lumayan banyak dan mudah sesuai dengan kondisi mereka, itu memicu mereka untuk memilih e-commerce tertentu," ujar Gita.

Mengenai metode pembayaran, Gita memaparkan bahwa 37 persen pengguna e-commerce lebih memilih bertransaksi melalui dompet digital, 28 persen melalui cash on delivery (COD) atau bayar di tempat, 21 persen melalui transfer bank atau SMS banking, 7 persen melalui online credit, 5 persen melalui offline store, 1 persen melalui instant debit, dan 1 persen melalui kartu kredit atau online debit.

Selanjutnya, lanjut Gita, faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan masyarakat saat memilih suatu platform e-commerce adalah pengalaman transaksi sebelumnya yakni sebesar 13 persen.

"Dalam hal ini, misalnya karena mereka sudah terbiasa berbelanja online dengan e-commerce tertentu," imbuh dia.

Baca Juga: Viral Driver Ojol Perlihatkan Alat Kelamin ke Konsumen, Suami Korban Turun Tangan

Kemudian, faktor lainnya adalah 4 persen dari rekomendasi teman atau keluarga, 4 persen faktor user interface dalam aplikasi atau website, 3 persen karena iklan di televisi, billboard, atau media lainnya.

Adapun platform e-commerce yang paling banyak digunakan adalah Shopee (54 persen), Tokopedia (30 persen), Lazada (13 persen), Bukalapak (2 persen), dan Blibli (1 persen).

Saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12, Gita menilai bahwa kompetisi e-commerce menjadi semakin aktif. Hal tersebut dapat dilihat dari gencarnya promosi yang dilakukan sejak bulan-bulan sebelumnya seperti 9.9, 10.10, dan 11.11.

"Kita tahu bahwa Harbolnas 12.12 itu sendiri sudah dilakukan dari sebelumnya seperti 9.9, 10.10, 11.11, dan semua menawarkan hal-hal yang mirip, seperti promo dan gratis ongkos kirim. Kita melihat bahwa konsumen memiliki fleksibilitas dalam memilih sebuah e-commerce, karena mereka bertarung dengan senjata yang sama," ujar Gita.

"Artinya, kalau sudah seperti ini, strategi berikutnya adalah aspek-aspek lain yang harus diutamakan, seperti bagaimana cara berkomunikasi dengan klien atau bagaimana mengatasi komplain dari konsumen," lanjutnya. (ANTARA)

Load More