Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 26 November 2021 | 15:27 WIB
Anggota Polsek Marga Sekampung Lampung Timur Aipda Gede Sumadia hijaukan Register 38. [Suaralampung.id/Agus Susanto]

Dari 50 hektare lahan milik 20 petani binaan Gede, tanaman alpukat masih berumur 12 bulan. Artinya petani belum merasakan hasilnya. Saat tanaman berusia 2 tahun petani sudah menikmati hasil.

Momen panen raya nanti menjadi harapan Gede untuk mengajak petani register cinta dengan tanaman kayu, agar ekosistem kawasan hutan lindung terjaga.

"Harapan saya, petani tidak monokultur melakukan tanaman palawija, tapi bisa beralih pada tanaman jenis kayu yang menghasilkan secara ekonomi," ucap pria dua anak itu.

Menurutnya, 50 hekatre dari satu kelompok binaan menjadi uji coba. Jika hasil produksi sesuai dengan yang diinginkan dan harga sesuai dengan yang diharapkan, Gede yakin banyak petani register akan beralih pola tanam.

Baca Juga: Polisi Uzbekistan Dilaporkan Cukur Paksa Jenggot Pria Muslim, Ada Apa?

"Target kami satu pohon minimal bisa menghasilkan 25 kilo alpukat, dan harga minimal Rp 18 ribu per kilo. Saya yakin target itu terealisasi, panen raya perdana kami lakukan awal 2022," ucap Gede.

Kontributor: Agus Susanto

Load More