Baru sebentar merayakan ulang tahun, suhu tubuh Bung Tomo kembali panas. Bung Tomo berkeinginan melaksanakan salat di Masjidil Haram. Sang istri melarang.
Lama kelamaan tubuh Bung Tomo seperti terbakar. Kulitnya menyala merah. Ia mulai mengigau. Seorang dokter yang ada di sana tidak berbuat apa-apa. Hanya diam melihat Bung Tomo tergolek.
Sang anak berinisiatif mencari ambulans. Didapatlah ambulans. Bung Tomo segera dibawa ke rumah sakit. Dokter rumah sakit yang menerima Bung Tomo marah besar.
"Mengapa sudah koma baru dibawa ke rumah sakit?" kesal dokter rumah sakit. Segera Bung Tomo dibawa ke ruang gawat darurat untuk mendapat penanganan.
Kondisi Bung Tomo sudah drop. Ia tak lagi mengenali istrinya. "Aku memanggil namanya tapi dia diam saja," kata Sulistina, istri Bung Tomo.
Sulistina menitipkan Bung Tomo kepada perawat rumah sakit karena besok ia harus menunaikan ibadah wukuf di Arafah. Perawat itu bilang Bung Tomo juga akan dibawa ke Arafah untuk wukuf. Ternyata semua pasien di rumah sakit tetap dibawa ke Arafah untuk wukuf agar ibadah hajinya sempurna.
Bung Tomo Wafat saat Wukuf
Esok harinya di saat Sulistina istirahat wukuf, tiba-tiba ada orang mencarinya. Jantungnya langsung berdegup kencang. Seorang dari Departemen Agama mencari Sulistina, istri Bung Tomo.
"Ibu hendaknya tabah, kita sebagai manusia hanya menjalani takdir Allah," kata petugas Departemen Agama ke Sulistina.
Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Hari Pahlawan sebagai Ikhtiar Menyerap Nilai Perjuangan
Sulistina terhenyak. "Apa?"
"Bung Tomo telah meninggalkan kita semua," jawab petugas tersebut. Air mata Sulistina tak terasa menetes. Penyesalan terdalam Sulistina adalah tak bisa mendampingi suami tercinta di saat terakhirnya.
Bung Tomo wafat pada 7 Oktober 1981 ketika sedang wukuf di Padang Arafah, Mekkah. Jasad Bung Tomo dimakamkan di Arafah. Selepas mengantar jenazah suaminya, Sulistina kembali ke tenda KBRI. Ia menumpahkan kesedihannya.
Di saat Sulistina menangis, datang seorang ibu menghampirinya. Ibu itu bercerita bahwa tepat di saat Bung Tomo menarik napas terakhirnya ada petir menggelegar dan halilintar bersambaran. Padahal saat itu langit cerah tak ada mendung.
"Tuhan telah Kau sambut kedatangan salah seorang hamba-Mu, seorang pejuang Republik Indonesia yang kembali ke haribaan-Mu. Terimalah dia ya Allah dalam kedamaian yang hanya milik-Mu," doa Sulistina sambil menunduk.
Setelah empat bulan berselang, jenazah Bung Tomo berhasil dipulangkan ke tanah air.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Mulai Rp200 Ribuan untuk Sewa Mobil Liburan di Lampung, Solusi Transportasi Hemat bagi Wisatawan
-
Cuci Gudang Elektronik Akhir Tahun! Electronic City & Best Denki Diskon TV, Kulkas hingga AC
-
Cek Fakta: Viral Video Mahasiswa UI Desak DPR Periksa Komnas HAM, Benarkah?
-
Diam-Diam Turun Harga, Promo Susu & Perlengkapan Balita di Indomaret Jelang Tahun Baru
-
7 Hal Penting untuk Berkunjung ke Taman Nasional Way Kambas bagi Wisatawan