Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 11 Oktober 2021 | 08:10 WIB
Mujinah ibu PMI asal Lampung Timur yang tewas di Taiwan saat ditemui di kediamannya di Desa Mekarjaya, Bandar Sribhawono, Lampung Timur, Sabtu (9/10/2021). [Suaralampung.id/Santo]

Edy mengutarakan banyak masyarakat Desa Mekarjaya menggantungkan ekonominya sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Dari 770 kepala keluarga di Desa Mekarjaya, sekitar 30 persennya menjadi PMI di luar negeri. Mayoritas kata Edy, adalah kaum hawa. 

"Dengan pendidikan rendah (maaf), untuk menjadi pegawai sangat tidak mungkin, sementara jika ingin membuka usaha (bisnis) tidak memiliki modal, maka pelarian utama yakni menjadi PMI," paparnya.

Uang hasil mencari kerja di negeri orang digunakan untuk modal usaha dari berdagang hingga bertani. Tapi lanjut Edy, menjadi PMI ada risiko yang harus ditanggung. Kematian yang mengintai hingga terjadinya perceraian.

Baca Juga: Alami Cedera saat Lawan Taiwan, Begini Kondisi 3 Pemain Timnas Indonesia Sekarang

"warga saya banyak yang sukses dari TKI, ada juga yang rumah tangganya berantakan setelah jadi TKI, bahkan ada pula yang meninggal dunia saat masih menjadi TKI," ungkap Edy Suyitno.

Pemulangan Jenazah Perlu Waktu Lama

Proses pemulangan jenazah Evi memerlukan waktu yang lama.

Koordinator Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Provinsi Lampung, Waydinsyah mengatakan, ini dikarenakan Evi meninggal dalam kondisi tidak wajar.

Saat ini pihak BP3TKI Lampung masih menelusuri penyebab Evi melompat dari lantai 11 hotel di Taiwan.

Baca Juga: Ditagih Dept Collector, Pria Nekat Bunuh Diri, Lompat dari Rooftop Mall Bekasi

Informasi penyebab terjatuhnya Evi dari ketinggian lantai 11, masih simpang siur, tidak sengaja atau sengaja melompat (bunuh diri) ini masih menjadi penyelidikan kami," kata Waydiansyah.

Load More