Menurut Slamet, karier Brigjen Junior Tumilaar sangat panjang. Saat berpangkat kolonel, Junior mengampu enam jabatan selama delapan tahun. Di pangkat letkol yang diembannya selama 12 tahun, Junior memangkudelapan jabatan. "Jadi 20 tahun hanya untuk pangkat itu. Jadi matang sekali. Teritorialnya juga matang," ujar Slamet.
Ketika Brigjen Junior Tumilaar bicara mengenai masalah tanah yang akhirnya menjadi viral, Slamet sangat memakluminya. Berasal dari Koprs Zeni, Junior belajar mengenai ilmu tanah.
"Masalah tanah di militer itu diserahkan ke Korps Zeni. Misalnya tanah bekas kolonial Belanda, dia tahu betul," ucap Slamet. Apalagi Junior pernah menjadi perwira ahli lingkungan Pangdam.
Karena itu tak heran jika Junior bicara masalah tanah. "Itulah panggilan hati dia sebagai tentara yang lama bertugas di teritorial dia melihat ada kebutuhan rakyat, ada ketidakadilan, ada Amdal yang disalahgunakan lembaga," kata Slamet.
Selain itu menurut Slamet, nurani Junior sebagai guru militer sebagai dosen militer yang membuat dia terpanggil untuk bicara masalah tanah rakyat. Junior tidak peduli jabatannya hilang dicopot.
Brigjen Junior Tumilaar Sosok Sederhana
"Saya sempat tanya ke dia, kalau pensiun mau jadi apa? Jiwa saya guru saya mau jadi guru aja katanya. Orang pendidikannya tinggi sampai S3 Hubungan Internasional di Unpad," tutur Slamet.
Menurut Slamet Junior sebenarnya kandidat doktor. Kuliahnya sudah selesai tinggal menyelesaikan disertasi. Namun penelitiannya terhambat karena Junior tidak memiliki uang.
"Dia cerita saya (Junior) ini walaupun jenderal tidak punya uang. Saya dahulukan anak-anak saya untuk kuliah," ucap Slamet menirukan ucapan Junior kepadanya.
Baca Juga: Usai Heboh Surati Kapolri, Brigjen Junior Tumilaar Dicopot dari Irdam Merdeka
Menurut Slamet, Brigjen Junior Tumilaar adalah sosok yang sederhana. Sampai saat ini ia tinggal di Kompleks perumahan Angkatan Darat di Geger Kalong, Bandung.
"Kalo rumahnya atap rumahnya kaya mau rubuh kira-kira gitu. Memang dia sederhana. Anda bisa tanyakan dimana dia bertugas. Jadi jiwa kerakyatannya muncul. Tidak dibuat-buat. Apa adanya," tutur Slamet.
Kata Slamet, sebagai orang Zeni tempur, Junior tahu risiko pertempuran. Dalam pertempuran harus ada yang dikorbankan.
"Dia bersedia menjadi martir jadi korban yang penting institusi saya terhormat tidak disepelekan tidak dilecehkan," ujar Slamet.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Katalog Promo Minyak Goreng Hemat di Alfamart, Siap Penuhi Stok Dapurmu!
-
Kejati Lampung Tahan 3 Petinggi BUMD PT LEB Terkait Korupsi Dana PI WK OSES
-
Detik-Detik Maut di Pringsewu: Truk Fuso Mundur Tabrak Pasutri, Satu Nyawa Melayang
-
Lampung Selatan Jadi Barometer Smart Farming Nasional
-
Didemo Ratusan Buruh Kontrak, Begini Respons PTPN Lampung