Dia mencontohkan fenomena panic buying yang terjadi beberapa waktu lalu di mana berbagai vitamin ludes karena diserbu orang-orang saat kasus COVID-19 sedang tinggi. Berpikirlah dengan kepala dingin, bila memang perlu vitamin jangan kalap saat membeli.
"Jangan karena lagi positif COVID-19 beli sebanyak-banyaknya, akhirnya uang habis untuk vitamin tapi hal lain malah ditelantarkan. Dengan informasi yang baik, perilaku jadi lebih terarah."
Langkah selanjutnya adalah berpikir dan mengambil tindakan untuk apa yang terjadi sekarang alih-alih memikirkan masa lampau dan masa depan yang belum terjadi. Memikirkan apa yang bisa diubah di masa lalu dan apa kemungkinan terburuk di masa depan hanya akan memperparah kecemasan.
"Berpikir 'here and now', di sini dan saat ini. Jangan terlalu jauh ke belakang atau ke depan."
Jangan terjebak dalam penyesalan yang berkepanjangan atas kesalahan masa lalu yang membuat Anda terinfeksi COVID-19. Menyalahkan masa lalu terus menerus dan tak henti meratap tidak akan mengubah keadaan karena yang lalu tidak bisa diulang lagi.
"Tapi bisa dipelajari untuk ke depan, seperti jangan kumpul-kumpul lagi, kalau sudah terjadi, terimalah."
Di sisi lain, jangan terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi di masa depan yang malah membuat pikiran semakin ruwet. Apalagi bila yang dipikirkan adalah hal-hal negatif yang membuat diri semakin takut dan khawatir.
"Memikirkan sesuatu yang belum terjadi juga tidak baik, tapi fokus kita ketika didiagnosa COVID-19 adalah apa yang bisa dilakukan saat ini," katanya.
Tindakan yang lebih penting menjadi prioritas, contohnya menghubungi Satgas COVID-19 terdekat, menghubungi Puskesmas di dekat rumah agar bisa dipantau, menghubungi pihak kantor, mengabari keluarga serta memberitahu orang-orang yang pernah kontak dekat bila memang pernah berjumpa dengan orang lain.
Baca Juga: Syarat Isolasi Terpusat di KM Lawit bagi Pasien Covid-19 di Lampung
Saat berdiam diri di rumah, carilah kegiatan yang bermanfaat untuk batin Anda seperti relaksasi yang panduannya sudah beredar di Internet. Manfaatkan waktu untuk melakukan kegiatan yang dulu belum sempat Anda lakukan. Pastikan untuk tetap menjaga kebugaran dengan olahraga-olahraga ringan.
"Pastikan tidur, makan, minum, semua tercukupi, jangan lupa juga berjemur," ujar dia.
Waktu luang di tengah isolasi mandiri dapat juga digunakan untuk mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa lewat ibadah yang lebih intensif.
Menjaga kesehatan tubuh pada saat pandemi memang sangat penting untuk dilakukan. Namun jangan abaikan kondisi kesehatan mental, karena pikiran sehat dan hati yang gembira adalah obat yang paling mujarab. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Nelayan Hilang di Lampung Selatan: Operasi SAR Dihentikan Setelah 7 Hari Pencarian
-
Lampung Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja Baru! Sektor Pertanian Jadi Primadona
-
Lampung Siaga Bencana: Polda Catat Ada 114 Titik Rawan
-
Pertumbuhan Ekonomi Lampung Posisi 3 di Sumatera, Pertanian Jadi Jagoan Utama
-
Refleksi Semangat Sumpah Pemuda, BRI Gelar Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Dukung Penuh UMKM