Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 23 Agustus 2021 | 06:10 WIB
pantauan udara pencarian KM EMJ Tujuh yang hilang di perairan Lampung-Bengkulu. [Dok Basarnas Lampung]

SuaraLampung.id - Operasi SAR KM EMJ Tujuh yang hilang di perairan Lampung-Bengkulu, resmi dihentikan pada Minggu (22/8/2021) sore. 

Setelah melakukan pencarian selama tujuh hari, Tim SAR gabungan tidak juga menemui tanda-tanda keberadaan KM EMJ Tujuh yang hilang di perairan Lampung-Bengkulu. 

Kepala Kantor SAR Lampung Jumaril menyatakan tim SAR gabungan melakukan evaluasi pencarian KM EMJ Tujuh pada Minggu (22/8/2021). 

"Hasil evaluasi teknis Operasi SAR kita tutup sore ini, namun pencarian melalui komunikasi, e-broadcast, serta pemapelan kepada kapal-kapal yang melintasi perairan sepanjang alur pelayaran Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat hingga Mentawai masih kita lakukan. Bahkan pesawat surveilance dari KKP besok direncanakan masih akan terbang di atas perairan sebelah barat Enggano," ujar Jumaril melalui siaran pers.

Baca Juga: Lord Adi Kalah di Tiga Besar Masterchef Indonesia, Netizen: Lord Juara di Hati Kami!

Dihentikannya pencarian KM EMJ Tujuh berdasarkan beberapa pertimbangan.

"Yang pertama pencarian KM EMJ Tujuh sudah tidak efektif lagi karena menurut SAR Map Prediction pergeseran kapal tersebut sudah jauh menuju samudera," tambah Jumaril.

Tim SAR mencari KM EMJ Tujuh yang hilang di perairan Lampung-Bengkulu. [Dok Basarnas Lampung]

Yang kedua adalah faktor cuaca yang cukup ekstrem di sekitar samudra. Hal ini menyebabkan alut Basarnas mengalami kesulitan mengakses ke lokasi pencarian yang semakin luas dari lokasi pencarian berdasarkan interval waktu kejadian dengan waktu pencarian sampai hari ini.

Yang terakhir berdasarkan UU No. 29 tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan dijelaskan bahwa standar prosedur pelaksanaan operasi SAR adalah 7 hari.

"Jika setelah pelaksanaan 7 hari tersebut dilakukan evaluasi dan pencarian dinilai tidak efektif lagi maka operasi SAR dinyatakan selesai atau dihentikan," papar Jumaril.

Baca Juga: Meninggal di Taiwan, Dua Jenazah Pekerja Migran Asal Lampung Dipulangkan

Diketahui KM EMJ Tujuh berangkat untuk mencari ikan dengan ABK 20 orang pada Rabu (11/8/2021). Kapal ini berangkat pukul 08.30 WIB dari TPI Lempasing menuju Pulau Enggano.

Selain KM EMJ Tujuh, berangkat juga dari Lempasing KM Mayo Jaya dengan rute yang sama menuju Pulau Enggano. Namun hanya KM EMJ Tujuh yang tidak sampai di Enggano.

Pada hari Kamis (12/8/2021) pukul 13.21 WIB, KM EMJ Tujuh mulai hilang dari Vessel Monitoring System (VMS) atau dinyatakan hilang kontak.

Sejak dinyatakan hilang kontak, pemilik kapal KM EMJ Tujuh sudah melakukan upaya pencarian dengan mengerahkan 2 kapal lain miliknya namun hasilnya masih nihil. Sehingga pada hari Senin (16/8/2021) pemilik kapal melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Basarnas.

Pihak Basarnas melakukan pencarian sejak mendapat laporan hilangnya KM EMJ Tujuh. Dalam pencarian tersebut, faktor gelombang yang tinggi di perairan sebelah barat Lampung menjadi kendala yang cukup berarti.

Ketinggian gelombang di Perairan Sebelah Barat Lampung hingga Samudra Hindia berkisar antara 4 meter sampai 6 meter.

Selain itu interval waktu dari waktu kejadian yaitu dari tanggal 11 Agustus 2021 hingga dilaporkan ke Basarnas tanggal 16 Agustus 2021 sudah cukup lama sehingga diperkirakan pergeseran kapal ini dengan arah dan kecepatan arus itu sudah sangat jauh menjauhi Pulau Sumatera karena arus laut menuju ke Samudera Hindia.

“Sehingga alat utama (alut) kita sangat sulit untuk menjangkau lokasi prediksi posisi kapal tersebut yg ditunjukkan oleh SARMap prediction, karena search area-nya menjadi semakin luas dan jauh ke arah samudera hindia,” tambah Jumaril.

Load More