pada 27 Agustus 1831, Belanda mengirim ekpedisi militer ke Teluk Semangka. Ekspedisi ini dipimpin Kapten Hoffman. Tiba di Tanjungan, Hoffman memanggil kepala-kepala marga di Semangka ke kapal perang.
Hanya paksi dari Benawang dan Batin Mangunang yang tidak memenuhi panggilan Belanda. Pada pertemuan dengan kepala marga, Kapten Hoffman menyatakan tujuannya untuk menawan Dalem Sangun Ratu, Kepala Marga Benawang dan Batin Mangunang.
Karena keduanya tidak hadir, Kapten Hoffman memutuskan untuk membawa tiga kepala marga yang hadir ke Batavia. Mendengar keinginan Belanda, sontak semua kepala marga menghunus kerisnya.
Bahkan salah seorang menantu Paksi Way Nipah, seorang Bugis, berupaya menikam Hoffman, namun gagal. Justru ia yang tewas ditikam Kapten Hoffman.
Keadaan saat itu kacau. Belanda berhasil mengatasi keadaan dan membawa kepala-kepala marga ke Kapal Alexandria. Ekspedisi militer Belanda melanjutkan perjalanan untuk menyerbu ke Taratas Bombay, benteng pertahanan Batin Mangunang pada 9 September 1832.
Saat dalam perjalanan menuju pertahanan Batin Mangunang, pasukan Belanda terjebak dalam perangkap yang sudah dipasang.
Pasukan Batin Mangunang yang sudah siap tempur, segera menghujani pasukan Belanda dengan tembakan dari senapan locok dan meriam.
Pasukan Belanda terluka dan beberapa ada yang tewas. Bahkan Kapten Hoffman dan beberapa perwira luka berat. Belanda memutuskan mundur kembali ke Negara Ratu di Benawang.
Belanda kembali merancang strategi untuk menggempur pertahanan Batin Mangunang. Dua hari kemudian pada 11 September 1832, Belanda kembali melancarkan serangan.
Baca Juga: Mengenang Perlawanan Warga Desa Rejoagung Lampung Timur terhadap Belanda
Kali ini Belanda mengerahkan pasukan dalam jumlah besar dan dipersenjatai meriam. Tembakan meriam dilakukan terus menerus sementara pasukan terus bergerak maju.
Siasat Belanda ini ternyata sudah diprediksi Batin Mangunang. Batin Mangunang sudah menarik mundur pasukannya ke dalam hutan lebat di lereng Gunung Tanggamus.
Benteng Taratas Bombay memang jatuh ke tangan Belanda karena sudah ditinggal pasukan Batin Mangunang.
Alhasil Belanda tidak menemukan satu pun mayat dan senjata di benteng tersebut.
Belanda mengira sudah menang karena mengangap Batin Mangunang tidak berani melawan lagi.
Padahal Batin Mangunang masih melakukan perlawanan sampai akhir hayatnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
BRI Komitmen Bangun UMKM Tangguh Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
-
Kopi Robusta Lampung Mendunia! Pemerintah Siapkan Jurus Jitu Dongkrak Ekspor
-
Bye-bye Sampah Popok! Inovasi Bumbi Selamatkan Sungai Brantas
-
Terjebak Rayuan Beracun, Siswi SMA di Pringsewu Jadi Korban Pemerasan Video Asusila Pacar
-
Buron Setahun, Perampok di Lampung Selatan Dicokok Polisi di Rumahnya