Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 02 Agustus 2021 | 06:20 WIB
Ilustrasi Buya Yahya. Buya Yahya menanggapi ucapan Menag ke umat Baha'i. [Screenshot YouTube Al-Bahjah TV]

SuaraLampung.id - Pendakwah Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya menanggapi video Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengucapkan selamat hari raya Nawruz kepada komunitas Baha’i.

Buya Yahya memberi pesan menohok kepada Menag Yaqut Cholil Qoumas mengenai ucapan Hari Raya Nawruz ke umat Baha'i di YouTube Al-Bahjah TV.

Menurut Buya Yahya, menjalin hubungan dengan umat agama lain cukup jalankan syariat Islam tanpa harus melanggar agama Islam itu sendiri. 

Kata Buya Yahya, Islam mengajarkan hubungan dengan agama lain.

Baca Juga: Soal Agama Baha'i di Pati, Politisi PKB: Harus Taat Aturan!

Makanya, lanjut Buya Yahya, jika ada tetangga agama lain yang sakit, umat Islam wajib membantu memberi obat, memberi makan. 

Tangkapan layar pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya saat menjelaskan jasa penukaran uang baru apakah termasuk riba. [YouTube]

"Kalo ingin menjalin hubungan baik dengan orang luar itu jangan sampai kita menyakiti yang ada di dalam kita. Melakukan kesalahan yang ada di syariat kita. Ini kunci," tutur pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah. 

Bagi Buya Yahya, adalah sebuah bentuk ketidakcerdasan ketika kita berdamai dengan orang luar tapi kita berantem di dalam rumah tangga kita. 

"Artinya seorang pemimpin agama, atau seorang tokoh di saat ingin menyampaikan sesuatu dipikirkan. kembalinya keluarga ku seperti apa sih. Bukankah aku, berkeinginan menjalin hubungan baik dengan orang di luar tapi jangan sampai ada keluargaku yang sakit. Tersakiti," terang Buya Yahya . 

Menurutnya, jika ada orang bisa mesra dengan agama lain tapi dengan agamanya sendiri ga baik berarti orang tersebut salah.

Baca Juga: Pro Kontra Menag Ucapkan Hari Raya Agama Bahai, MUI Sumbar: Ajaran Sesat

"Yang hebat baginda Nabi Muhammad SAW mengajarkan baik dengan orang lain baik dengan saudara kita," tuturnya. 

Buya Yahya mengatakan, semua agama punya aturan masing-masing dan tidak perlu saling memaksa untuk saling mengucapkan selamat hari raya ke agama lain. 

"Kalo sampai derajat menyakiti agama kita sendiri karena perilaku kita yang salah, mengucapkan segala sesuatu yang salah itu ga bijak jadinya," tutur Buya Yahya. 

Mengenai ucapan Menag untuk komunitas Baha'i, Buya Yahya mengaku tak mengerti maksud Menag melakukan hal itu.

Menag Yaqut beri ucapan selamat hari raya Naw-Ruz ke masyarakat Baha'i (YouTube)

"Mungkin maksudnya baik. Saya tidak mengatakan tentang Menteri Agama. Maksudnya semua rambu-rambu ini ingin saya letakkan. Jika anda ingin berbaik-baik dengan tetangga catatannya adalah jangan anda berbuat baik dengan tetangga tapi membuat rusak di dalam rumah," jelasnya.  

"Jangan kita berbuat baik dengan agama lain ternyata dengan orang seagama anda membuat masalah. berarti anda ga bijak," lanjut Buya Yahya. 

"Bagaimana anda kehebatan anda sebagai seorang presiden, seorang menteri agama, seorang tokoh, anda bisa menjalin hubungan baik dengan sesama tanpa buat keruh di dalam agama sendiri. Ini bijak. Itu baru istimewa," tuturnya. 

Menurut Buya Yahya, kritik ini tidak hanya ditujukan untuk Menteri Agama tapi untuk semua umat Islam.

"Ini kritik buat diri kita dan anda semuanya. Saya tidak mengatakan kepada Menteri Agama dan sebagainya. Ini rumusnya jangan anda mesra dengan agama lain tapi dengan agama kita kita bikin keruh bikin masalah," ucapnya. 

Buya Yahya mengatakan, alangkah banyaknya kalimat yang diucapkan dengan tujuan baik namun karena kurang kecerdasan membuat rumah sendiri jadi berantakan.

"Apakah ini menjadi sebuah kebaikan? Biar tujuannya baik menjadi tidak baik karena membuat keresahan. Kami berdoa semoga siapa pun yang mengurusi negara ini tidak mengakibatkan kegelisahan," tuturnya. 

Buya Yahya kembali mengingatkan bahwa ada rambu-rambu yang sudah digariskan dalam Islam dalam menjalin hubungan dengan umat agama lain.

"Tidak ada toleransi dalam Islam. Karena toleransi tidak pantas diterapkan dalam Islam. Di agama lain mungkin ada toleransi. Yang ada dalam Islam lebih dari toleransi, kewajiban," tegas Buya Yahya. 

"Jadi umat Islam kami imbau semuanya jangan takut Islam dianggap jelek, dianggap tidak tolerir," ujarnya. 

"Mesra hubungan dengan umat agama lain ga ada masalah. Justru semakin masalah dengan hal-hal begini oleh tokoh-tokoh yang seolah sok tolerir sehingga kesimpulannya yang tidak berani ucapkan maka dia tidak tolerir," lanjut Buya Yahya. 

Buya Yahya memberi pesan kepada Menag agar dalam mengucapkan sesuatu harus ditimbang terlebih dahulu.

"Kami imbau menag tanggapi dengan ilmu dengan sejuk. Kami imbau bapak menteri kalo ingin mencetuskan sesuatu harus ditimbang. Jangan sampai ingin berbuat baik dengan agama lain jangan sampai ada umat Islam merasa risih dan sedih. Apa artinya kita manja-manja dengan orang di luar akan tetapi ternyata kita tidak manis dengan yang ada di dalam," jelas Buya Yahya. 

Load More