SuaraLampung.id - Keseriusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap buronan Harun Masiku dipertanyakan. KPK dianggap seperti membiarkan begitu saja Harun Masiku bebas.
Kritik tajam mengenai perburuan Harun Masiku ini datang dari mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah. Menurut Febri, kasus Harun Masiku seperti dagelan.
Melalui akun Twitternya, Febri mempertanyakan alasan KPK yang mengirimkan surat ke National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia agar menerbitkan red notice Harun Masiku pada Senin (31/5).
Menurutnya, surat itu sudah sangat terlambat mengingat Harun Masiku sudah menjadi buronan sejak 27 Januari 2020 lalu. Hal ini membuktikan KPK tidak serius untuk menangkap Harun Masiku.
Baca Juga: Kasus Pengadaan Tanah di Munjul, KPK Telisik Proses Awal Pembelian Lahan
"Waktu berselang, tim KPK yang lain berhasil menangkap sejumlah buron. Sementara Harun Masiku masih entah dimana, entah dicari atau dibiarkan lari?," sindir Febri di Twitter seperti dikutip oleh Suara.com, Jumat (4/6/2021).
Lebih lanjut Febri membongkar kebusukan KPK yang dinilai menyingkirkan pegawai terbaik mereka melalui tes wawasan kebangsaan (TWK). Terlebih, penyidik KPK yang dinonaktifkan itu kebanyakan memiliki sepak terjang yang bagus dalam memberantas korupsi.
"Sayangnya, Penyidik KPK yang berhasil menangkap sejumlah buron justru disingkirkan melalui TWK," kritik Febri.
Febri menyebut penyidik KPK yang disingkirkan lewat TWK itu ada yang mengetahui keberadaan Harun Masiku. Sayang, ia sudah tidak bisa menangkap Harun Masiku karena sudah dinonaktifkan dari jabatannya.
"Sekarang, penyelidik yang mengetahui keberadaan Harun Masiku justru tidak bisa menangkap karena ia termasuk yang disingkirkan karena TWK," beber Febri.
Baca Juga: Eks Jubir KPK Bongkar 'Dagelan' Harun Masiku: Dicari atau Dibiarkan Lari?
"Dan seperti baru ingat, pimpinan KPK baru smpaikan telah ajukan red notice ke Interpol di 31 Mei 2021 kemarin. 1 tahun 4 bulan kemudian sejak Harun Masiku jadi DPO," lanjutnya.
Febri pun menyebut semua itu adalah perjalanan cerita tentang dagelan kasus Harun Masiku. Ia mengakhiri kritikannya dengan penuh pertanyaan mengapa KPK tidak serius menangkap buronan kasus korupsi tersebut.
"Itulah perjalanan cerita tentang 'dagelan' kasus Harun Masiku," tegas Febri.
"Kenapa Pimpinan KPK tidak serius menangkap Harun Masiku? Apakah terkait dengan nama politikus lain yang muncul di persidangan?," tutupnya.
Cuitan Febri itu langsung dibanjiri komentar oleh warganet. Banyak dari mereka yang mendukung pernyataan Febri dan mengkritik kinerja KPK sekarang ini.
"Kalau orangnya ada di Indonesia, ngapain bikin red notice ke NCB? Dagelan banget nih rezim ruwaibidhah," komen warganet.
"Momentum yang pas. Biar kelihatan langkahnya. Tidak mau di bilang melemahkan KPK lewat TWK. Sekaligus menjawab pertanyaan publik. Sudah kebaca arahnya bang. Pencitraan," tambah yang lain.
"Harun Masiku masih buron tapi kok lama ya? Apa sengaja dilindungi oleh partai dan negara?," tanya warganet.
"Mungkin kedepan Harun Masiku bakal tertangkap supaya terkesan KPK new dianggap lebih bisa kerja, tapi nantinya yang bikin greget mungkin proses pengadilannya dan hukumnya. Takutnya juga bukti pentingnya udah banyak yang hilang atau dirobek seperti kasus yang pernah rame apalagi penyidiknya orang lain," kata warganet.
"Maklumin ajalah bang. Namanya juga dilindungi. Tapi kalau ketangkap bisa kaya bendahara itutuhh. Kebuka semuanya," ujar warganet.
"Setelah penyidik yang 'gak bisa dibina' tersingkir dan diganti penyidik baru mungkin bisa 'disetting' maka diambil langkah yang seolah-olah gercep," sahut warganet.
Berita Terkait
-
Fit And Proper Test Capim KPK Ditunda Malam Ini, Komisi III Bakal Lanjut Proses 6 Orang Lagi Mulai Besok Pagi
-
Meski Sepakat KPK Berada di Bawah Rumpun Eksekutif, Capim KPK Michael: Tapi Tetap Harus Independen
-
Ngaku Ingin Perbaiki Citra KPK, Capim Michael Rolandi: Belakangan Banyak Berita Minor
-
Sebut Pasal 2 dan 3 UU Tipikor Rawan, Capim KPK Fitroh: Pasal Itu Hanya Ada di Indonesia
-
Capim Fitroh Sebut Revisi UU KPK Tak Jadi Faktor KPK Lemah, Begini Penjelasannya di DPR
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
Bersih-Bersih Polri! 7 Anggota Polres Mesuji Diberhentikan Tidak dengan Hormat
-
Kota Metro Raih Penghargaan Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Tertinggi dari Ombudsman RI
-
Gajah Liar Obrak-Abrik Makam di Lampung Barat, Warga Geger
-
Bansos Lampung Ditunda Jelang Pilkada 2024, Antisipasi Politisasi Bantuan?
-
Buron Pengeroyok Hingga Tewas di Acara Organ Tunggal di Metro Tertangkap di Sumsel