Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 08 April 2021 | 13:18 WIB
Ilustrasi kecelakaan. Seorang guru menyumpahi muridnya mampus yang kecelakaan saat konvoi kelulusan. [Antara]

SuaraLampung.id - Konvoi kelulusan sering diadakan para pelajar di Indonesia. Konvoi kelulusan ini dilakukan sebagai bentuk sukacita para pelajar menyambut kelulusan.

Konvoi kelulusan para pelajar ini banyak mendapat kritikan. Ini karena konvoi kelulusan ini sering mengganggu ketertiban umum bahkan berujung pada tawuran.

Karena itu ada pihak-pihak yang tidak senang dengan tindakan konvoi kelulusan. Termasuk seorang guru di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sayangnya oknum guru ini mengekspresikan ketidaksukaannya dengan cara yang salah. Oknum guru ini menyumpahi muridnya yang konvoi kelulusan mati. 

Baca Juga: Astaga! Guru Doakan Muridnya Tewas Kecelakaan dan Akhirnya Meninggal Dunia

Sumpah sang guru yang mendoakan muridnya mati ini viral di media sosial. Percakapan si guru di aplikasi WhatsApp beredar luas di media sosial. 

"Katanya ada yang kecelakaan tunggal di rujuk ke Rumah Sakit Bima. Mudahan mampus," tulis guru tersebut di dalam pesan WA seperti dikutip BeritaHits.Id dari Makassar.terkini.id -- jaringan Suara.com, Kamis (8/4/2021).

Percakapan Guru Doakan Murid Meninggal. (Makassar.terkini.id)

Diketahui guru tersebut merupakan honorer di SMAN 1 Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Wina. Ia menuliskan pernyataan itu setelah seorang muridnya mengalami kecelakaan lalu lintas.

Rupanya, murid tersebut kecelakaan karena melakukan konvoi kelulusan. Sang murid langsung dilarikan ke RSUD Dompu untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Konvoi tersebut diduga menjadi alasan sang guru menuliskan doa itu. Tak berapa lama setelah mendoakan sang murid meninggal, murid tersebut dikabarkan benar-benar meninggal.

Baca Juga: Viral Oknum Guru Doakan Murid Meninggal, Kepala Dinas Janji Usut Tuntas

Viralnya percakapan itu telah membuat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Aidy Furqan angkat berbicara. Ia berjanji akan menelusuri oknum guru honorer yang menuliskan pernyataan itu.

“Nanti saya minta KCD Bima untuk mericek informasi ini dan apa yang menjadi pemicu sikap guru tersebut. Jika itu benar dilakukan oknum guru maka kami akan lakukan pembinaan serius,” kata Aidy di Mataram, Rabu (7/4/2021).

Aidy menyayangkan sikap guru honorer itu yang dinilai tidak bisa diteladani. Sebagai tenaga pendidik, tidak seharusnya seorang guru mendoakan sang murid meninggal dunia.

"Terkait sikap guru yang mendoakan anak muridnya celaka, tentu tidak patut dilakukan seorang pendidik," tegas Aidy.

Dalam kesempatan ini, Aidy juga menyebut aksi konvoi kelulusan tersebut tidak bisa dibenarkan. Apalagi, kelulusan juga belum diumumkan sehingga tidak ada yang bisa dirayakan.

"Saya sayangkan kejadian tersebut yang bermula dari aksi konvoi kelulusan," ujar Aidy. "Seharusnya hal ini tidak terjadi dan tidak dilakukan anak-anak sekolah karena apa yang mau dirayakan dengan konvoi tersebut, mengingat kelulusan juga belum diumumkan."

“Jadwal kelulusan nanti awal Mei 2021 sehingga saat ini anak-anak kelas akhir masih ada yang mengikuti proses ujian akhir kelulusan. Semoga kejadian ini tidak terulang di sekolah lainnya,” tutupnya.

Load More