Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 29 Maret 2021 | 10:53 WIB
Ilustrasi Polisi mengamankan lokasi bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral, Makassar. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, dinilai sebagai pesan teroris bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang beragama Nasrani. 

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengatakan, para teroris marah dengan kepemimpinan Kapolri yang dianggap memerangi Islam. 

"Kapolri dianggap musuh yang nyata, karena beberapa jaringan mereka di beberapa daerah di Indonesia ditangkap dan jaringan dana mereka juga di bekukan oleh PPATK," ungkap Ken melalui siaran pers yang diterima Suaralampung.id, Senin (29/3/2021).

Mengapa gereja menjadi sasaran? Menurut ini Ken ini terjadi karena selama ini pihak gereja selalu diam dan tidak merespons. Selain itu, lanjutnya, ada pesan khusus atau juga mau uji mental Kapolri baru yang notabone adalah dari agama nasrani.

Baca Juga: Cegah Teror di Jakarta, Jemaat Gereja Dilarang Bawa Motor saat Jumat Agung

"Seolah ini adalah konflik antar agama," kata mantan Panglima NII ini. Ken mengatakan, tujuan terorisme yang jelas adalah untuk membuat takut masyarakat.

"Jadi kalau masyarakat takut maka tujuan para teroris itu berhasil. Kita harus waspada, tapi jangan takut pada mereka," kata pria asal Kebumen ini.

Ken juga berharap disamping penindakan, upaya pencegahan juga masih dilaksanakan untuk membendung gerakan intoleransi radikal yang merupakan pintu gerbang terorisme.

Ken Setiawan berharap aparat meningkatkan kewaspadaan, sebab masih ada ribuan jaringan sel teroris aktif yang bisa melakukan aksi teror, termasuk juga jaringan JI juga perlu diwaspadai.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa Densus kembali menangkap 4 di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Mereka diduga bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan yang melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja.

Baca Juga: Bom di Gereja Makassar: Protokol Penanganan Terorisme Tidak Boleh Kendur

Load More