Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 10 Maret 2021 | 07:20 WIB
Ilustrasi Letjen (Purn) Kemal Idris. Kemal Idris memiliki peran dalam keluarnya Supersemar [Repro Buku Kemal Idris Bertarung Dalam Revolusi]

Karier militernya mengalami pasang surut. Di era Orde Lama, Kemal dikenal sebagai perwira yang bertentangan dengan Presiden Soekarno. 

Pernah suatu saat Kemal Idris tidak mendapat jabatan apapun di lingkungan Angkatan Darat. Ini terjadi sepulang dirinya memimpin pasukan Garuda III di Kongo. 

"Sepulang dari Kongo, saya tidak langsung ditugaskan, tetapi tetap istirahat di rumah. Saya tidak bekerja, gaji kecil, sedangkan harga barang sangat mahal," kata Kemal dikutip dari buku biografinya berjudul "Kemal Idris Bertarung dalam Revolusi".

Gajinya yang kecil membuat Kemal tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia pun mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. "Saya main judi untuk memperoleh uang," ujarnya.  

Baca Juga: Sejarah Supersemar: Latar Belakang, Isi, Tujuan dan Fakta Menariknya

Permainan judi digelar di rumahnya. Sebagai tuan rumah, Kemal mendapat jatah uang tarikan judi yang ia namakan uang tong. "Kalau saya menang bermain judi, maka sebagian uang saya berikan kepada istri saya," tutur Kemal. 

Sejak kondisi ekonominya terhimpit, perangai Kemal Idris berubah. Ia sering marah tanpa sebab ke keluarganya. Anaknya yang masih SMP sering menjadi sasaran kemarahan Kemal Idris. 

Perubahan perilaku Kemal ini membuat istrinya jengah. Sang istri memanggil Kemal untuk membicarakan masalah tersebut. Istrinya mempertanyakan perubahan sikap Kemal yang sering marah-marah tanpa sebab.

"Bagaimana saya tidak marah. Masa saya harus hidup dari bermain judi. Itu kan tidak benar. Keadaan sekarang sudah tidak benar," kata Kemal berusaha membela diri di hadapan istrinya. 

Sang istri lalu melontarkan kalimat yang membuat Kemal Idris terdiam dan merenungi kesalahannya. 

Baca Juga: Sejarah Supersemar: Tujuan dan Isinya

"Perlu kamu ketahui, keadaan yang kita hadapi sekarang merupakan konsekuensi dari sikap kamu. Kalau kamu tidak tahan dengan keadaan seperti sekarang ini, segera pergilah ke istana. Temui Soekarno. Jilati pantatnya bersih-bersih. Setelah itu hidup kita pasti akan baik. Kalau ternyata hal itu kamu lakukan, saya tidak akan respek terhadap kamu seumur hidup saya," kata istri ke Kemal.

Load More