SuaraLampung.id - Letnan Jenderal (Purn) Kemal Idris adalah satu diantara para perwira TNI AD yang terlibat dalam peristiwa terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Supersemar adalah surat yang dikeluarkan Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. Surat ini berisi pelimpahan wewenang kepada Letjen Soeharto untuk memulihkan keamanan Indonesia.
Supersemar inilah yang dijadikan dasar Soeharto mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Soekarno. Dalam proses keluarnya Supersemar, Kemal Idris memiliki peranan penting.
Sebagai Kepala Staf Kostrad, Kemal Idris ketika itu mengerahkan pasukan tanpa identitas mengepung istana untuk mengintimidasi Presiden Soekarno hingga akhirnya Presiden Soekarno menandatangani Supersemar.
Baca Juga: Sejarah Supersemar: Latar Belakang, Isi, Tujuan dan Fakta Menariknya
Kemal Idris mengaku membaca isi Supersemar itu. Isinya menurut dia adalah pelimpahan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Soeharto.
"Saya sempat membaca surat itu yang memberikan kekuasaan kepada Pak Harto untuk bertindak mengamankan situasi. Setelah tugas selesai dilaksanakan, kekuasaan dikembalikan kepada Bung Karno sebagai Presiden RI. Surat itu dikenal dengan nama Supersemar (Surat Perintah 11 Maret)," kata Kemal Idris dikutip dari buku biografinya berjudul "Kemal Idris Bertarung dalam Revolusi".
Lalu siapakah Kemal Idris?
Banyak yang belum mengenal sosok Kemal Idris. Kemal Idris lahir pada 10 Februari 1923 di Singaraja, Bali. Nama lengkapnya adalah Achmad Kemal Idris.
Muhammad Idris, ayah Kemal dan ibunya Siti Maimunah adalah orang Minangkabau. Kemal memulai kariernya di dunia militer sebagai tentara Pembela Tanah Air (PETA).
Baca Juga: Sejarah Supersemar: Tujuan dan Isinya
Ia ikut berjuang di masa revolusi melawan Jepang dan Belanda. Kemal Idris juga adalah pelaku sejarah hijrah dan longmarch Divisi Siliwangi.
Karier militernya mengalami pasang surut. Di era Orde Lama, Kemal dikenal sebagai perwira yang bertentangan dengan Presiden Soekarno.
Pernah suatu saat Kemal Idris tidak mendapat jabatan apapun di lingkungan Angkatan Darat. Ini terjadi sepulang dirinya memimpin pasukan Garuda III di Kongo.
"Sepulang dari Kongo, saya tidak langsung ditugaskan, tetapi tetap istirahat di rumah. Saya tidak bekerja, gaji kecil, sedangkan harga barang sangat mahal," kata Kemal dikutip dari buku biografinya berjudul "Kemal Idris Bertarung dalam Revolusi".
Gajinya yang kecil membuat Kemal tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia pun mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. "Saya main judi untuk memperoleh uang," ujarnya.
Permainan judi digelar di rumahnya. Sebagai tuan rumah, Kemal mendapat jatah uang tarikan judi yang ia namakan uang tong. "Kalau saya menang bermain judi, maka sebagian uang saya berikan kepada istri saya," tutur Kemal.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga MacBook Air M4
-
Bocah 10 Tahun Jadi Korban Perampasan Motor di Bandar Lampung, Terseret Saat Melawan dan Luka-luka!
-
Waspada Jebakan Saldo Gratis, Ini 4 Link DANA Kaget Terbaru dan Cara Aman Hindari Penipuan!
-
Cek Nomor HP Kamu! Ambil Saldo Gratis Lewat 6 Link DANA Kaget Aktif 4 Juni 2025
-
Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila