Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 03 Februari 2021 | 11:49 WIB
Presiden Soeharto sedang menyapa warga. Barisan jenderal ABRI pernah ingin mengkudeta Golkar dari tangan Presiden Soeharto (Twitter/@tommy_soeharto_)

Pimpinan ABRI sudah menyiapkan Letjen Susilo Sudarman sebagai Ketua Umum Golkar menggantikan Letjen (Purn) Wahono. 

Sementara Soeharto sudah memiliki calon yaitu seorang wartawan bernama Harmoko. Upaya para jenderal ini gagal. Harmoko lah yang terpilh menjadi Ketua Umum Golkar. 

Ternyata mayoritas perwira ABRI tidak suka dengan Harmoko. "Tidak usah ditanya. Semua ABRI tidak suka Harmoko," kata Jenderal (Purn) Sumitro.

Gagal 'mengkudeta' Golkar, para jenderal ini tidak tinggal diam. Beberapa waktu kemudian kantor Golkar di Slipi diobrak-abrik orang tak dikenal.   

Baca Juga: Isu Kudeta AHY, Moeldoko Disebut Biayai Tiket hingga Makan Kader Demokrat

Faktor lain yang membuat ABRI ingin kembali menguasai Golkar karena Soeharto yang mulai memberi porsi terhadap tokoh sipil di Golkar. 

Saat Sudharmono memimpin Golkar, Soeharto menunjuk langsung Sarwono Kusumatmadja sebagai Sekjen Golkar. Selain Sarwono ada tokoh-tokoh sipil lain yang menduduki posisi strategis di Golkar. Mereka adalah Akbar Tanjung, Siswono Yudhohusodo, Fahmi Idris, Rahmat Witoelar.

Hal ini yang membuat para petinggi ABRI tidak senang. "Moerdani dan para jenderal aktif maupun purnawirawan tidak senang melihat langkah Soeharto mensipilkan Golkar," tulis Salim Said.  

Benny Moerdani, Edi Sudrajat, Try Sutrisno dan para jenderal pimpinan ABRI tidak senang melihat langkah Soeharto mengarahkan Golkar bergerak makin independen dari ABRI. 

Para jenderal itu tetap ingin ABRI mengontrol kekuasaan dan mereka juga tidak percaya dengan kemampuan politisi sipil.

Baca Juga: Kudeta Demokrat dan AHY, Rocky Gerung: Pembuka Tokoh Menuju Pilpres 2024

Load More