SuaraLampung.id - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan ada upaya kudeta terhadap kepemimpinannya di Partai Demokrat.
AHY mengatakan, ada 5 tokoh yang hendak mengambil alih Partai Demokrat. Lima tokoh itu gabungan dari kader internal Demokrat dan melibatkan pejabat tinggi pemerintahan.
"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada 5 orang terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun lalu," kata AHY, Senin (1/2/2021).
Isu kudeta di partai politik juga pernah terjadi di tubuh Golkar di tahun 1983. Saat itu Golkar memang belum berbentuk partai politik. Namun Golkar adalah salah satu peserta pemilu bersama dua partai lain.
Baca Juga: Isu Kudeta AHY, Moeldoko Disebut Biayai Tiket hingga Makan Kader Demokrat
Kisah kudeta di tubuh Golkar ini diceritakan dalam buku berjudul "Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto" karya Salim Said.
Di dalam buku itu diceritakan ada barisan para jenderal yang hendak mengambil alih Golkar dari tangan Presiden Soeharto. Para jenderal itu dipimpin Panglima ABRI saat itu Jenderal Edi Sudrajat.
Gerakan ini didukung para purnawirawan seperti Sumitro dan kelompok Benny Moerdani. Keinginan ABRI menguasai Golkar untuk mencegah Wakil Presiden Sudharmono menjadi Presiden.
"Pihak ABRI bertekad menguasai Golkar guna mencegah apa yang mereka cemaskan sebagai kemungkinan Sudharmono menggunakannya sebagai tangga untuk naik ke kursi Presiden lewat pemilu berikutnya. Tapi sebenarnya, disadari atau tidak, tekad dan langkah para jenderal tersebut juga bertujuan secara perlahan membatasi gerak Soeharto," tulis Salim Said.
Ketidaksukaan para petinggi ABRI terhadap Sudharmono yang juga pensiunan tentara itu karena Sudharmono diduga adalah orang beraliran merah alias komunis.
Baca Juga: Kudeta Demokrat dan AHY, Rocky Gerung: Pembuka Tokoh Menuju Pilpres 2024
Maka menjelang Munas Golkar di tahun 1983, pimpinan ABRI menempatkan para perwiranya pada posisi hampir semua ketua Golkar di wilayah.
Berita Terkait
-
Aksi Kamisan ke-857, Tolak Soeharto Diberikan Gelar Pahlawan Nasional
-
Idrus Marham Pasang Badan untuk Dasco: Dia Episentrum Aspirasi Masyarakat dan Politik
-
Anggap Pertemuan Prabowo-Megawati Jadi Kebutuhan Bangsa, Golkar: Ini Teladan Buat yang di Bawah
-
Soal Peluang PDIP Gabung Pemerintahan, Golkar: kalau Bersama-sama Alhamdulillah
-
Usai Presiden Prabowo Bertemu Megawati, PDIP Bakal Gabung Kabinet? Golkar Bilang Begini
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Dua Anak Tewas Tenggelam di Kolam Ponpes di Lampung Timur
-
Perang Dagang AS Untungkan Lampung? Apindo Ungkap Peluang Baru
-
Warung Klasik Beringharjo Makin Dikenal Berkat Adanya Dukungan KUR BRI
-
Tak Dikasih Tahu Pola Kunci HP, Pria di Bandar Lampung Emosi Pukuli Istri Siri Sampai Bonyok
-
Drama Pilkada Lampung Timur: Istri Mantan Bupati Dipecat dari DPRD Usai Dukung Lawan Partainya