Kabar mengenai adanya batu yang diduga meteor jatuh di Dusun 5 Astomulyo, Desa Mulyodadi, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah, beredar luas. Alhasil warga setempat banyak yang mendatangi lokasi jatuhnya batu meteor tersebut.
Oleh warga, batu itu direndam di dalam air. Warga yang datang pun berebut mengambil air rendaman batu yang dipercaya untuk pengobatan.
Melihat ada potensi kerumunan massa, aparat kepolisian membubarkan warga. Polisi meminta pamong desa untuk menyimpan batu itu dan tidak memamerkannya ke warga agar tidak terjadi kerumunan.
Ada beberapa warga yang datang membawa air dalam wadah. “Kita hanya ingin melihat, tapi tidak sempat karena sudah diamankan, takut ada keramaian,” ungkap Lestari, salah satu warga sekitar Desa Mulyodadi.
5. Tim PenelitI ITERA Turun ke Lokasi
Mengetahui viralnya kabar batu yang diduga meteor jatuh di Lampung Tengah, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menurunkn tim peneliti.
Peneliti ITERA yang meneliti batu itu yaitu Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan, Robiatul Muztaba,S.Si.,M.Si yang juga peneliti di Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) dan Dosen Teknik Geologi, Danni Gathot Harbowo, S.Si., M.T.
Dua orang peneliti ini turun langsung ke lapangan mengecek kebenaran batu itu apakah berasal dari luar angkasa atau batu biasa yang berasal dari bumi.
6. ITERA Nyatakan Batu itu Adalah Meteor
Baca Juga: Batu yang Jatuh di Lampung Tengah adalah Meteor, Itera: Fenomena Langka
Dalam keterangannya, Robiatul Muztaba memastikan batuan yang ditemukan warga di Punggur, Lampung Tengah, benar adalah sebuah batu meteorit. Kesimpulan ini diambil karena beberapa ciri yang ada di batu tersebut,
Batuan itu memiliki kandungan logam atau lebih dikenal dengan stony-iron, serta memiliki sisi hitam di batuan akibat dari gesekan meteor dengan atmosfer.
“Sesuai ciri-cirinya, batu tersebut mengandung unsur logam atau stony-iron, dan sudah kami uji dengan magnet, dan ketika ditemukan pemilik rumah, batu tersebut dalam kondisi hangat, itu merupakan dampak bebatuan yang bergesekan dengan atmosfer, ada proses pembakaran di sana,” ujar Aji melalui siaran pers, Jumat (29/1/2021).
Selain itu, batuan tersebut juga mengandung unsur hidrat yang memicu oksidasi dengan ditunjukkan adanya bagian batu yang berwarna kekuningan. Batu tersebut menunjukan memiliki kandungan air, tapi bukan air dari Bumi. Sehingga sangat tampak batu tersebut berkarat meski dalam waktu yang singkat.
“Sesuai ciri-cirinya, batu tersebut mengandung unsur logam atau stony-iron, dan sudah kami uji dengan magnet, dan ketika ditemukan pemilik rumah, batu tersebut dalam kondisi hangat, itu merupakan dampak bebatuan yang bergesekan dengan atmosfer, ada proses pembakaran di sana,” kata Robi.
7. Fenomena Langka
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR kepada 3,2 juta Debitur UMKM
-
3 Trik Nasi Pulen dan Wangi untuk Masak Harian ala Ibu-Ibu Hemat Alfamart
-
Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Naik Akhir Bulan, Rincian Lengkap Biaya Terbarunya
-
Sat Set Promo Indomaret! 11 Snack & Yogurt Viral Mulai Rp3 Ribuan, Wajib Borong
-
Dukung Pertumbuhan di Sektor Riil, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan untuk PT SSMS