Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 05 Januari 2021 | 14:34 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin apel pasukan [Repro Buku SBY Sang Demokrat]

Ada satu kendala yang membuat para atasan kesulitan mencari tempat yang cocok bagi SBY.

Kendala itu adalah posisi SBY sebagai seorang yunior dibanding yang lain. Saat itu seluruh posisi komandan batalyon diisi perwira angkatan 1966, 1967, 1968.

Sementara wakil komandan batalyon dijabat perwira angkatan 1970, 1971 dan 1972.

Dalam internal TNI, tidak mungkin seorang yunior SBY ditunjuk menjadi komandan batalyon sementara wakilnya adalah senior di Akmil.

Baca Juga: Jokowi Sudah Mantap Pilih Calon Kapolri, Istana: Tinggal Tunggu Waktunya

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi tentara [repro buku SBY Sang Demokrat]

Hal itu ditakutkan timbul kendala psikologis baik bagi komandan batalyon maupun bagi wakilnya.

Ternyata saat itu ada satu posisi wakil komandan batalyon yang dijabat perwira satu angkatan dengan SBY.

Dia dalah Mayor Infanteri Rachmat Suhardi, Wakil Komandan Batalyon Infanteri 744. Yonif 744 adalah batalyon pemukul Kodam Udayana di Timor Timur.

Selain karena wakil Komandan Batalyon nya teman satu angkatan SBY, ada hal lain yang dirasa cocok untuk SBY menempati jabatan Komandan Batalyon itu.

SBY dirasa pas memimpin pasukan di Batalyon Infanteri 744 di yang berada di daerah operasi.

Baca Juga: Jago di Dapur, Aksi SBY Masak Kupat Tahu Khas Pacitan Jadi Sorotan

Prajurit di daerah operasi seperti Timor Timur harus sering dilatih. Sementara SBY memiliki kemampuan sebagai pelatih andal.

Load More