Inflasi Lampung Tinggi di Juni 2025, Ini Penyebabnya

inflasi pada Juni 2025 utamanya disebabkan oleh peningkatan harga komoditas dalam kelompok makanan

Wakos Reza Gautama
Rabu, 02 Juli 2025 | 18:39 WIB
Inflasi Lampung Tinggi di Juni 2025, Ini Penyebabnya
Penyebab inflasi tinggi di Lampung pada Juni 2025. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Lampung menyebut inflasi Lampung pada Juni 2025 sebesar 2,27 persen year on year (yoy) akibat naiknya harga sejumlah komoditas.

Kepala Kpw BI Lampung Bimo Epyanto mengatakan inflasi pada Juni 2025 utamanya disebabkan oleh peningkatan harga komoditas dalam kelompok makanan, minuman dan tembakau.

"Kenaikan terjadi pada komoditas seperti beras, cabai rawit, bawang merah, tomat, dan daging ayam ras," kata Bimo Epyanto, Rabu (2/7/2025).

Ia menyebutkan kenaikan harga beras sejalan dengan masuknya periode tanam gadu pada periode April-Juli 2025.

Baca Juga:Bocah 10 Tahun Jadi Korban Perampasan Motor di Bandar Lampung, Terseret Saat Melawan dan Luka-luka!

Adapun kenaikan harga cabai rawit dan bawang merah sejalan dengan berakhirnya periode panen dan penurunan pasokan di sentra produksi utama.

Namun, ujar Bimo, inflasi yang lebih tinggi pada Juni 2025 tertahan oleh sejumlah komoditas yang mengalami deflasi, seperti bawang putih, cabai merah, kangkung, jeruk, dan bensin.

Ke depan, menurutnya, KPw BI Lampung memprakirakan bahwa inflasi di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1 persen (yoy) sepanjang tahun 2025.

"Namun, beberapa risiko perlu diwaspadai dan dimitigasi, seperti peningkatan permintaan agregat, kenaikan harga emas dunia, dan musim kemarau yang berlangsung mulai Juni 2025," ujarnya.

Ia menjelaskan BI dan TPID Provinsi Lampung akan terus melanjutkan upaya menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Baca Juga:Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila

Bimo menambahkan beberapa langkah yang akan dilakukan, antara lain melakukan operasi pasar beras, monitoring harga dan pasokan, perluasan implementasi toko pengendalian inflasi, dan penguatan kerja sama antardaerah.

Inflasi Tahunan

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat inflasi tahunan di Lampung pada Juni 2025 sebesar 2,27 persen yang dipengaruhi oleh pergerakan harga bahan makanan.

"Inflasi tahun ke tahun di Juni 2025 sebesar 2,27 persen, inflasi tahunan ini lebih tinggi jika dibandingkan bulan sebelumnya. Namun lebih rendah jika dibandingkan bulan yang sama di 2024 sebesar 2,84 persen," ujar Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung Muhammad Ilham Salam, Selasa (1/7/2025).

Ia menjelaskan, berdasarkan kelompok pengeluaran, andil inflasi tertinggi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,08 persen, dengan inflasi tahunan sebesar 3,28 persen.

Kelompok lainnya seperti rekreasi, olahraga, dan budaya mengalami inflasi tertinggi pada periode ini yakni sebesar 7,29 persen, namun kontribusinya terhadap inflasi umum tidak terlalu signifikan.

"Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi cukup dalam yaitu 0,94 persen dengan andil deflasi 0,05 persen," katanya.

Berdasarkan komoditas, andil inflasi tahunan tertinggi pada Juni 2025, berasal dari komoditas beras sebesar 0,36 persen, emas perhiasan 0,32 persen, akademi atau perguruan tertinggi sebesar 0,26 persen, bawang merah 0,25 persen, dan kopi bubuk 0,16 persen.

"Sedangkan yang memberi andil deflasi adalah cabai merah sebesar 0,13 persen, jeruk 0,10 persen, bawang putih 0,06 persen, bensin 0,06 persen, dan telur ayam ras 0,06 persen," ucap dia.

Sementara itu, inflasi bulanan Lampung pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,04 persen. Angka tersebut menunjukkan adanya kenaikan harga barang dan jasa dibandingkan dengan Juni 2024 yang mengalami deflasi sebesar 0,11 persen.

"Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,59 persen. Namun kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,10 persen dan andil 0,03 persen," tambah.

Sedangkan komoditas penyumbang inflasi utama secara bulanan meliputi beras dengan andil 0,06 persen, cabai rawit 0,04 persen, bawang merah 0,04 persen, tomat 0,04 persen dan daging ayam ras 0,03 persen.

"Kenaikan harga pada komoditas ini menjadi pemicu utama inflasi umum di Juni 2025," kata dia.

Ilham menambahkan, dari empat kabupaten serta kota yang menjadi cakupan indeks harga konsumen (IHK) di Lampung, inflasi tahunan tertinggi pada Juni 2025 berada di Kabupaten Mesuji sebesar 2,52 persen, dan inflasi terendah di Kota Metro sebesar 1,81 persen.

"Secara bulanan, inflasi tertinggi juga terjadi di Kabupaten Mesuji sebesar 0,30 persen dan terendah di Kota Metro sebesar 0,04 persen. Sedangkan deflasi terdalam secara bulanan tercatat di Kabupaten Lampung Timur sebesar 0,13 persen," ujarnya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini