Tepatkah Memberi Air Tajin sebagai Pengganti Susu pada Anak? Ini Kata Pakar

Menurut para pakar, air tajin bukanlah pengganti susu untuk anak kecil.

Wakos Reza Gautama
Selasa, 01 November 2022 | 09:40 WIB
Tepatkah Memberi Air Tajin sebagai Pengganti Susu pada Anak? Ini Kata Pakar
Ilustrasi susu. Tepatkah air tajin sebagai pengganti susu bagi anak. [Pixabay.com/Imoflow]

SuaraLampung.id - Zaman dahulu para orang tua sering menggunakan air tajin sebagai pengganti susu bagi anaknya. Namun hal itu tidaklah tepat. 

Menurut para pakar, air tajin bukanlah pengganti susu untuk anak kecil. Pakar menegaskan air tajin mengandung gizi yang berbeda dibandingkan susu, terlebih susu yang difortifikasi alias sudah mendapat tambahan zat gizi mikro tertentu.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi MKK dari Universitas Indonesia dalam webinar kesehatan, Senin (31/10/2022) mengatakan air tajin hanya mengandung karbohidrat.

"Air tajin itu dari (pembuatan) nasi, jadi hanya sumber karbohidrat," kata Ray.

Baca Juga:Mitos Air Tajin Bisa Menggantikan Air Susu, Ini Penjelasan Ahli

Bila anak hanya diberikan air tajin, zat gizi yang ia dapatkan hanyalah karbohidrat tanpa tambahan asupan gizi lain yang dibutuhkan untuk perkembangan anak.

"Kalau susu, terutama yang sudah difortifikasi, mengandung berbagai zat gizi mikro, jadi tidak bisa (digantikan) pakai air tajin," ujar dia.

Sementara itu, Peneliti Ekonomi Kesehatan Mutia A. Sayekti, S.Gz, MHEcon mengatakan pencernaan anak lebih sensitif dibandingkan orang dewasa sehingga rentan terhadap benda asing, termasuk air tajin apalagi bila aspek kebersihannya tidak diperhatikan.

"Walau di tajin ada kandungan nutrisi bawaan, tapi itu bukan yang dibutuhkan paling prioritas bagi anak," kata Mutia.

Orangtua harus memberikan nutrisi yang lebih pas, seperti makanan bergizi yang mengandung lauk pauk, sayur, buah serta susu sebagai tambahan.

Baca Juga:Gelapkan Uang Penjualan Indomie dan SKM Senilai Puluhan Juta, Karyawan Indogrosir Ditangkap Polisi

Ray mengingatkan orangtua bahwa makanan padat tetap menjadi sumber nutrisi utama dan susu diberikan agar gizi yang tidak didapat dari makanan bisa masuk ke dalam tubuh.

Orangtua diminta menerapkan pedoman prinsip "Isi Piringku" yang mengandung gizi seimbang. Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini