Terungkap Perilaku Orang Kaya di AS yang Rela Menyuap demi Sang Anak Kuliah di Universitas Bergengsi

Kasus itu adalah kasus terakhir dalam skandal penerimaan mahasiswa baru di pengadilan.

Wakos Reza Gautama
Jum'at, 17 Juni 2022 | 09:33 WIB
Terungkap Perilaku Orang Kaya di AS yang Rela Menyuap demi Sang Anak Kuliah di Universitas Bergengsi
Ilustrasi suap penerimaan mahasiswa baru di Universitas Georgetown. [ANTARA/Shutterstock/am]

SuaraLampung.id - Seorang pria kaya dibebaskan dari tuduhan menyuap pelatih tenis Universitas Georgetown agar putrinya bisa masuk ke perguruan tinggi elite itu.

Kasus itu adalah kasus terakhir dalam skandal penerimaan mahasiswa baru di pengadilan.

Amin Khoury dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan melakukan konspirasi dan pemalsuan surat. Pengacara tersangka, Roy Black, mengaku "sangat senang" dengan keputusan itu.

Dalam persidangan dia berdalih bahwa putri Khoury diterima masuk Georgetown atas usahanya sendiri dan bahwa saksi kunci yang dihadirkan pemerintah tidak dapat dipercaya.

Baca Juga:5 Pekerjaan yang Relevan dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Khoury menjadi tersangka pertama yang dibebaskan di antara puluhan kasus dalam penyelidikan bernama "Operasi Varsity Blues".

Penyelidikan itu mengungkap bagaimana para orang tua melakukan tindakan yang melampaui batas agar anak mereka mendapatkan tempat di universitas ternama seperti Stanford, Yale dan Universitas Southern California.

Lima puluh empat orang telah mengaku atau divonis bersalah di pengadilan, termasuk aktor Lori Loughlin dan Felicity Huffman.

Penuntut mengatakan para orang tua itu melakukan tindakan ilegal pada sistem penerimaan mahasiswa baru.

Khoury, 56 tahun, tidak dituduh seperti tersangka-tersangka lain yang bekerja sama dengan William "Rick" Singer, konsultan penerimaan mahasiswa yang mengaku mendalangi penipuan dan penyuapan.

Baca Juga:Kecam Deklarasi Bupati Eltimus Omaleng, Ikatan Mahasiswa Mimika Tolak Pemekaran Papua

Namun penuntut mengatakan Khoury setuju membayar 200.000 dolar AS (Rp2,97 miliar) kepada pelatih tenis Gordon Ernst.

Ernst pada Oktober mengaku bersalah telah menerima lebih dari 3 juta dolar AS dari sejumlah klien Singer agar anak mereka bisa masuk ke Universitas Georgetown, Washington, sebagai rekrutan atlet palsu.

Penuntut mengatakan Khoury di rumahnya pada 2015 menyerahkan sebuah kantong kertas cokelat berisi uang tunai senilai 180.000 dolar kepada perantara bernama Timothy Donovan untuk diberikan kepada Ernst karena telah membantu memasukkan anaknya sebagai rekrutan atlet.

Donovan, yang menjalankan bisnis konsultasi tenis bagi siswa SMA, memberikan kesaksian sebagai saksi pemerintah setelah mendapatkan kekebalan hukum dari penuntut.

Namun Black di persidangan berpendapat bahwa Donovan "mengarang" cerita itu agar tidak dituntut dalam kejahatan pajak yang dia lakukan.

Pengacara itu juga mengatakan bahwa uang tersebut diberikan sebagai hadiah kepada Ernst, "teman sepanjang hidup" yang bermain tenis dengan Khoury saat kuliah di Universitas Brown dan sedang menghadapi kesulitan finansial.

Khoury adalah putra Amin J. Khoury, pendiri dan mantan direktur utama B/E Aerospace, pembuat interior pesawat. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini