SuaraLampung.id - Aksi Rara Istiani Wulandari sebagai pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika 2022 menyita perhatian dunia. Rara si pawang hujan sampai trending topic di media sosial.
Semua penonton MotoGP Mandalika 2022 membincangkan aksi Rara sebagai pawang hujan. Ada pihak yang pro namun banyak juga yang kontra terhadap Rara.
Pihak pro menganggap aksi Rara sebagai pawang hujan adalah bagian dari budaya dan tradisi yang ada di Indonesia. Sementara yang kontra menganggap pawang hujan klenik dan tidak masuk logika.
Di podcast Deddy Corbuzier, Rara mengaku tak mengambil pusing dengan kritikan dari pihak-pihak yang kontra terhadap aksinya sebagai pawang hujan.
Baca Juga:Heboh Roy Suryo Posting Gambar Mirip Monyet Jadi Pawang Hujan, Husin Shihab Meradang Colek Polisi
"Saya sih uda biasa mas di bully. Uda biasa juga ada yang memuji jadi buatku it's no problem. Yang penting waktu itu saya berusaha untuk membantu," kata Rara.
Rara menceritakan didatangkan ke Mandalika pada 10-23 Februari 2022 saat pre session test. Ia lalu didatangkan lagi ke sana selama 21 hari karena aspalnya mengalami masalah.
Rara diminta mendatangkan hujan gerimis agar aspal tidak mengelupas karena cuaca yang terlalu panas.
Deddy Corbuzier lalu penasaran berapa tarif Rara saat menjadi pawang hujang di MotoGP Mandalika 2022.
"Dibayar berapa?" tanya Deddy.
"Per day, satu hari dibayar Rp 5 juta," jawab Rara.
Deddy Corbuzier tak percaya mendengar pengakuan Rara.
"Ah ga mungkin. Kok murah?" ujar Deddy Corbuzier.
Rara mengakui tarifnya murah karena ia ingin mengabdi.
"Sebenarnya itu itungannya murah karena Rara itu mengabdi membantu tidak hanya untuk pengaspalan," kata Rara.
Menurut Deddy, MotoGP Mandalika 2022 adalah acara besar tapi mengapa Rara dibayar murah.
"Paling gede dibayar berapa?" kata Deddy.
"Satu hari Rp 50 juta. bukan satu hari. Enam jam. Acara konser Guns N Roses tahun 2016," ucap Rara.
Deddy Corbuzier lalu penasaran mengapa Rara mau dibayar murah di acara sebesar itu padahal ia pernah dibayar sampai Rp50 juta.
Ternyata alasan Rara mau menjadi pawang hujan karena prihatin adanya profesi pawang hujan yang menuntut pemerintah.
"Saya terpanggil karena ada pawang hujan menuntut pemerintah karena ada profesi pawang hujan menuntut pemerintah sampai lapor ke polisi. Karena kan dia katanya ga tugas saat itu tapi orang-orang bilang dia gagal," ucapnya.