SuaraLampung.id - Orang Tionghoa di Indonesia bisa bebas merayakan Imlek tak lepas dari peran Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Di era Gus Dur menjadi Presiden lah, kaum Tionghoa di Indonesia bisa merayakan Imlek dan memeluk agama Kong Hucu.
Saat Gus Dur mengesahkan Kong Hucu sebagai agama resmi di Indonesia, banyak pihak menuding Gus Dur antek China dan hinaan lainnya.
Padahal ada maksud terselubung di balik keputusan Gus Dur mengesahkan Kong Hucu sebagai agama resmi di Indonesia.
Baca Juga:Warna-warni Imlek, Makna Lilin 'Raksasa' di Klenteng Eng An Kiong Malang
Hal ini diungkapkan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar dalam salah satu ceramahnya yang beredar luas di YouTube.
Menurut Marzuki, Gus Dur mengesahkan agama Konghucu karena diminta warga muslim di China.
Warga muslim di China meminta Gus Dur untuk melobi Presiden China agar mereka bisa bebas berhaji dan umrah.
Saat itu China negara berideologi komunis, kata Marzuki, mengekang warganya tidak bisa haji tidak bisa umrah.
Sementara jumlah muslim di China sangat banyak sekitar 150 juta lebih.
Baca Juga:Momen Perayaan Imlek, Polda Jateng Suntikan Vaksin Penguat ke Masyarakat di Klenteng Tay Kak Sie
Gus Dur merasa kasihan. Gus Dur berpikir keras bagaimana caranya muslim di China bisa haji dan umrah.
Ketemu lah caranya. Gus Dur mengesahkan agama Kong Hucu di Indonesia.
Keputusan Gus Dur ini membuat senang para warga Tionghoa di Indonesia.
"Nah ketika puas, tokoh-tokoh China, bos-bos China bersedia mengantar Gus Dur ke China melobi Presiden China supaya muslim di sana juga diberi kebebasan," ujar Marzuki.
Dalam lobi, Gus Dur menceritakan bahwa di Indonesia kaum Tionghoa diperbolehkan memeluk agama Kong Hucu.
Karena itu, Gus Dur meminta Presiden China memberi timbal balik berupa kebabasan bagi muslim di China untuk haji dan umrah.
Menurut Marzuki, tahun 2000 menjadi saksi warga muslim China untuk pertama kalinya bisa haji.
Kebetulan di tahun 2000 itu, Marzuki juga melaksanakan ibadah haji.
Ia bertemu ribuan orang China di tanah suci dan mereka senang sekali bisa haji.
"Saya mencoba bertanya meski kurang paham karena mereka tidak bisa bahasa Arab dan Inggris. Ini kok bisa haji gimana?Jawabnya apa? Wahid Wahid. Maksudnya ini jasanya Abdurrahman Wahid," jelas Marzuki.
"Orang yang ga ngerti, dikira Gus Dur pro Kong Hucu padahal mengesahkan Kong Hucu itu sekadar alat, pijakan, pancingan, supaya muslim China mendapat kebebasan," tambahnya.
Bagi Marzuki keputusan Gus Dur mengesahkan Kong Hucu tidak merugikan Islam sama sekali.
Menurutnya, China muslim itu sedikit dan tidak ada yang masuk Kong Hucu.
"Justru yang masuk Kong Hucu itu China Budha sebagian China Kristen bukan China muslim," ujarnya.
Yang kedua, kata Marzuji, Kong Hucu di Indonesia tidak ada 2 juta pemeluknya.
"Mancing dengan Kong Hucu di sini yang tidak ada 2 juta mendapatkan muslim di China yang berjumlah 150 juta mendapat kebebasan. Ini perlu saya terangkan supaya kita tidak menjelek-jelekkan Gus Dur," terang Marzuki.