2 Penumpang Pesawat Terinfeksi Omicron Sempat Transit di Singapura

Diketahui penumpang yang terinfeksi varian Omicron itu sempat singgah di Singapura.

Wakos Reza Gautama
Selasa, 30 November 2021 | 11:38 WIB
2 Penumpang Pesawat Terinfeksi Omicron Sempat Transit di Singapura
Ilutrasi virus corona. Dua penumpang pesawat asal Australia yang terinfeksi Omicron sempat transit di Singapura. [Getty Images/BBC]

SuaraLampung.id - Pihak berwenang Australia menemukan dua penumpang pesawat asal Johannesburg, Afrika Selatan, terinfeksi varian Omicron

Dua penumpang itu telah ditempatkan di ruang isolasi. Diketahui penumpang yang terinfeksi varian Omicron itu sempat singgah di Singapura

Hal ini diungkap Kementerian kesehatan Singapura.

Kedua orang tersebut meninggalkan Johannesburg pada 27 November dengan penerbangan Singapore Airlines dan tiba di Changi pada hari yang sama untuk penerbangan transit mereka, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga:Khawatir Ledakan Covid Omicron, Pimpinan DPD Minta Reuni 212 Dibatalkan

Keduanya telah dites negatif untuk COVID-19 sebelum keberangkatan, tambahnya.

Kementerian mengatakan sebagian besar pelancong tetap berada di area transit di Bandara Changi. Dari tujuh orang yang turun, enam telah ditempatkan pada pemberitahuan tinggal di rumah selama 10 hari, sedangkan yang ketujuh, kontak dekat dengan individu yang terinfeksi dalam penerbangan, telah dikarantina.

"Pelacakan kontak sedang berlangsung untuk staf bandara yang mungkin melakukan kontak sementara dengan kasus-kasus itu," kata kementerian itu.

Pihak berwenang Australia mengatakan pada Minggu bahwa dua penumpang yang dites positif pada saat kedatangan di Sydney telah divaksin sepenuhnya dan telah ditempatkan di ruang isolasi.

Omicron telah mendorong negara-negara di seluruh dunia termasuk Amerika Serikat untuk membatasi perjalanan dari Afrika selatan, tempat virus itu pertama kali terdeteksi.

Baca Juga:Pakar UGM Sebut Covid-19 Omicron Belum Terbukti Lebih Bahaya dari Delta: Tetap Waspada

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan varian itu membawa risiko lonjakan infeksi yang sangat tinggi, tetapi mengatakan belum ada kematian yang dikaitkan dengan varian baru itu. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini