COVID-19 Varian AY.4.2 Lebih Menular Dibanding Varian Delta

Tingkat penularan COVID-19 varian AY.4.2 mencapai 10 hingga 15 persen dibanding varian delta.

Wakos Reza Gautama
Rabu, 03 November 2021 | 18:10 WIB
COVID-19 Varian AY.4.2 Lebih Menular Dibanding Varian Delta
Ilustrasi Covid-19. COVID-19 varian AY.4.2 lebih menular dibanding varian delta. [Freepik.com]

SuaraLampung.id - COVID-19 varian AY.4.2 disebut lebih menular dibanding varian delta

Tingkat penularan COVID-19 varian AY.4.2 mencapai 10 hingga 15 persen dibanding varian delta. 

Tingkat penularan COVID-19 varian AY.4.2 yang lebih tinggi dari varian delta ini diungkap Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama.

"Dari lima kemungkinan dampak maka baru ada informasi tentang penularan, yaitu bahwa AY.4.2 nampaknya sekitar 10 sampai 15 persen lebih menular," kata Tjandra Yoga Aditama melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (3/11/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga:Update Covid-19 RI 3 November: 11.592 Orang Positif Masih Dirawat, 24 Jiwa Meninggal

Tjandra mengatakan AY.4.2 adalah semacam “turunan” dari varian Delta.

Awalnya pada akhir 2020 dan awal 2021 dikenal sebagai B.1.617. Lalu muncul B.1.617.1 yang pernah diberi nama varian Kappa, B.1.671.2 yang dikenal luas sebagai varian Delta dan B.1.617.3.

Dari varian Delta B.1.671.2, kata Tjandra, kemudian ada berbagai turunannya lagi, antara lain 75 jenis varian Delta yang tergolong AY di antaranya yang paling banyak dibahas adalah AY.4.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mengatakan kasus AY.4 dilaporkan mendominasi 63 persen kasus baru di Inggris dalam sebulan terakhir. Sementara AY.4.2 juga terus meningkat angkanya di Inggris.

"Pada data 4 sampai 11 Oktober 2021 ada 8,5 persen kasus barunya adalah AY.4.2, lalu naik menjadi 10,3 persen pada data 11 sampai 18 Oktober 2021 dan bahkan naik lagi menjadi 11,3 persen pada data mingguan 18 sampai 25 Oktober 2021," katanya.

Baca Juga:Kapolri Imbau Warga Hindari Perayaan Akhir Tahun

Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Guru Besar FKUI itu mengemukakan varian AY.4.2 mengandung mutasi pada varian A222V dan juga Y145H.

Data dari lembaga internasional GISAID yang mengkompilasi genom berbagai jenis virus Delta menunjukkan sudah ada 26 ribu genom AY.4.2. yang dilaporkan. Varian ini sudah dilaporkan dari 42 negara.

"Kita tahu kalau ada varian baru virus SARS-CoV-2 maka selalu dibicarakan kemungkinan lima dampaknya, yaitu pada penularan, beratnya penyakit, kemungkinan infeksi ulang, dampak pada diagnosis dan dampak pada vaksin," katanya.

Menurut Tjandra data penelitian terkait varian AY.4.2 masih sangat awal dan bukti ilmiahnya masih terus dikumpulkan.

"Data dari Inggris menunjukkan penularan lanjutan (secondary attack rate) varian Delta di rumah tangga yang diteliti adalah 11 persen, sementara angkanya pada AY.4.2 meningkat menjadi 12,4 persen," ujarnya.

Menurut Tjandra ada juga yang menyebut AY.4.2 sebagai Delta Plus. "Ini bukanlah istilah baku, walau tentu boleh-boleh saja digunakan karena memang merupakan “terusan” dari varian Delta," ujarnya.

Hanya saja harus diingat, kata Tjandra, sebelum AY.4.2 sudah ada Delta Plus yang lain. Pada sekitar Mei dan Juni 2021 India menghadapi varian K417N yang juga merupakan turunan dari varian Delta dan mereka sebut sebagai Delta Plus ketika itu. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini